Sampah Menumpuk di Pondokgede

Sumber:Pikiran Rakyat - 12 Januari 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BEKASI, (PR).- Para pedagang yang nekat bertahan di lokasi tempat penampungan sementara (TPS) pedagang Pasar Pondokgede, Kota Bekasi, menyebabkan sampah di sekitar lokasi TPS menumpuk dan tidak terangkut. Sebab, secara resmi TPS ini telah ditutup dan bukan lagi menjadi tanggung jawab Dinas Perekonomian Rakyat (Dispera) Kota Bekasi. Oleh karena itu, pengangkutan sampah tidak dilakukan sejak seminggu terakhir ini.

Salah seorang pedagang yang masih bertahan di lokasi penampungan, Tarno (40) mengatakan, sedikit terganggu dengan menumpuknya sampah yang kebanyakan merupakan sampah organik. Terlebih, hujan yang turun beberapa hari terakhir, membuat sampah berair dan menimbulkan bau busuk di sekitar lokasi. Dia sendiri mengaku tidak tahu pasti, mengapa armada sampah dari Dinas Perekonomian Rakyat tidak lagi mengangkut sampah tersebut.

"Sudah seminggu ini sampah dibiarkan menumpuk enggak diangkut. Biasanya diangkut tiap hari meskipun hanya satu truk," kata Tarno.

Data yang ada pada petugas pasar ini menyebutkan, sampah di lokasi ini setiap harinya mencapai tiga truk. Sementara yang terangkut hanya satu truk. Sejak seminggu lalu, tempat ini memang sudah ditutup dan tidak dioperasikan lagi. Dengan demikian, dinas terkait juga mengaku tidak bertanggung jawab terhadap sampah yang ada di sekitar lokasi. Padahal, sampah yang berada 200 meter dari lokasi pasar seharusnya masih menjadi tanggung jawab Dispera, bukan Dinas Kebersihan.

Sementara itu, warga di sekitar lokasi penampungan, terutama yang berada di Kel. Jatirahayu terus mengeluhkan keberadaan sampah, yang tidak diolah maupun tidak terangkut di pasar ini. Sebab, sampah yang ada dan menumpuk itu sering menyebabkan banjir di perumahan mereka.

"Waktu masih dikelola oleh dinas saja, sampahnya enggak diolah dengan baik dan menimbulkan bau di sekitar perumahan. Apalagi sekarang, enggak ada yang ngelola gitu. Bisa jadi tempat pembuangan sampah liar baru di sini," kata salah seorang warga, Wawan (35).

Sampah yang ada di lokasi ini, berdasarkan pantauan "PR" memang tidak diolah. Sebelum ditutup, sampah yang ada hanya ditumpuk di belakang pasar serta di pintu masuk TPS. Hampir setiap hari armada sampah mengangkutnya, meskipun tidak semuanya terangkut. Namun, sejak ditutup seminggu yang lalu, tidak ada satu pun armada sampah yang masuk ke lokasi ini. Padahal, meskipun sudah ditutup masih ada ratusan pedagang sayuran serta buah-buahan yang menghasilkan sampah organik masih nekat berdagang di lokasi ini. Mereka sebagian besar adalah pedagang kaki lima (PKL), yang tidak memiliki uang cukup untuk membeli lapak atau kios di Atrium Pondokgede. Sementara Atrium tidak menyediakan tempat bagi PKL. Padahal, mereka sebelumnya telah berdagang di pasar yang lama. (A-155)



Post Date : 12 Januari 2011