|
Jakarta, Kompas - Wilayah Jakarta Utara, terutama di sekitar sungai atau muara sungai seperti di Koja, Cilincing, dan Penjaringan, kembali menerima kiriman berbagai jenis sampah. Selain menimbulkan aroma bau busuk, sampah yang menggunung itu juga mengundang lalat dan belatung yang diserakan di antara sampah tersebut. Sampah yang mengalir lewat Kali Sunter dan seterusnya bermuara ke Kali Kresek, Lagoa, Koja, itu berserakan bahkan meluber hingga ke jalan pada saat hujan lebat, Sabtu (20/12) pagi. Warga di bantaran kali kewalahan karena sampah menggunung. ”Sudah baunya busuk, banyak lalat dan belatung. Tidak ada petugas yang mengangkat sampah,” kata Sumini (48), warga RT 0013 RW 02, Lagoa, sambil membersihkan sampah dan belatung di depan rumahnya. Sumini khawatir sampah itu akan memicu terjadinya penyakit tropis bagi warga sekitar. Sebenarnya sudah lebih dari sebulan sampah di tepi kali tersebut tidak dibersihkan. Sampah berbagai jenis barang itu terus mengalir ke arah hilir bersamaan dengan datangnya banjir hingga menutupi permukaan sungai. Pernyataan yang sama diungkap Sriariyani (40), pedagang makanan dan minuman di bantaran Kali Kresek, dan Anton, Ketua RT 013 RW 02, Lagoa. ”Warga sudah berusaha untuk membersihkannya,” kata Anton. Air sungai di bawah Jembatan Kali Kresek, Jalan Raya Jampea, misalnya, tidak terlihat lagi. Tumpukan sampah juga terlihat di samping Pos Polisi Koja, di Jalan Raya Cilincing dan Jampea. Kondisi yang sama buruknya terlihat di Kali Jelangkeng yang bermuara ke Waduk Pluit, Penjaringan. Sampah itu mampu menerjang net di Jalan Pluit Selatan dan menumpuk dekat mulut saluran Kali Gendong yang tertutup tiang-tiang rumah warga. (CAL) Post Date : 22 Desember 2008 |