Sampah Menumpuk di Kota Ngawi

Sumber:Suara Pembaruan - 07 Januari 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta
[NGAWI] Pascabencana banjir besar luapan Sungai Madiun dan Bengawan Solo yang melanda 72 desa di 11 kecamatan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengakibatkan kesehatan warga sangat mengkhawatirkan. Selain tersebar aroma bau busuk, tumpukan sampah merata di sembarang tempat, utamanya di ruas-ruas bahu jalan-jalan raya.

Pengangkatan sampah rumah tangga, sampah bekas puing reruntuhan bangunan rumah dan berbagai perabotan rumah tangga serta potongan batang dan daun pisang oleh Dinas Kebersihan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi belum dapat dilakukan. Karena selain para petugasnya masih harus membersihkan rumah tinggal mereka, juga alat angkut terbatas.

"Kalau sampah rumah tangga saja dalam kondisi normal (tidak banjir), sehari saja sudah ratusan meter kubik, bagaimana jika itu sampai beberapa hari terbiarkan dan ditambah sampah puing reruntuhan bangunan, pepohonan yang tumbang dan pohon-pohon batang pisang yang semula dijadikan gethek (rakit)," ujar Wuryanto (42), warga Jalan Thamrin, Ngawi, Minggu (6/1).

Sebagaimana terjadi, Ngawi dan sekitarnya selama sepekan terakhir, mulai Rabu (26/12) hingga Rabu (2/1) direndam banjir bandang dan tanah longsor. Banjir merendam sedikitnya 23.894 rumah penduduk, juga menelan korban 25 jiwa meninggal dunia.

Belasan ribu jiwa penduduk yang mengalami luka-luka akibat terjatuh dan meneguk air keruh saat menyelamatkan diri dari sergapan banjir. Mereka kini gatal-gatal, dan diare akibat kekurangan air bersih serta gangguan inspeksi saluran pernapasan atas (ISPA) karena bau busuk menyengat di mana-mana.

Bupati Ngawi, Harsono memberikan toleransi kepada para pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab terutama pekerja lapangan di dinas kebersihan untuk membersihkan rumahnya dulu. Mulai, Kamis (3/1) para pekerja lapangan sudah melakukan pengangkutan sampah, namun karena volumenya sangat besar, masih banyak di tempat-tempat tertentu yang tertunda. [070]



Post Date : 07 Januari 2008