Jakarta, Kompas - Enam bulan terakhir sampah di hulu Kanal Timur di kawasan Kebon Nanas, Cipinang Besar, Jakarta Timur, dibiarkan menumpuk.
”Sepengamatan saya, sampah di tengah Kanal Timur itu sudah enam bulan dibiarkan menumpuk. Saat hujan lebat turun, sampah tetap teronggok di tengah Kanal Timur dan tidak hanyut karena arus air,” kata penjaga pintu air Kanal Timur di paket 29, Sunaryo (48), Selasa (25/1).
Sampah di hulu Kanal Timur baru sekali dibersihkan. Itu pun oleh Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Timur dan bukan petugas kebersihan.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Gubernur DKI Cucu Ahmad kepada wartawan, kemarin, mengatakan, pembersihan sampah di Kanal Timur terhambat anggaran. ”Kami akan usahakan langkah terobosan untuk mendapat anggarannya,” ujarnya.
Berserakan
Di Kota Depok, masalah sampah kian membebani warga seiring penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung Depok, Jumat pekan lalu.
”Kami tidak nyaman lagi dengan tumpukan sampah yang berserakan di mana-mana,” tutur Joko (37), warga Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, yang ditemui kemarin.
Biasanya, kata Joko, setiap hari sampah di permukimannya diangkut petugas kebersihan. Namun, sejak TPA Cipayung ditutup Jumat lalu, petugas kebersihan sudah tidak lagi datang mengangkut sampah.
Tumpukan sampah juga terlihat di Pasar Tugu, Kecamatan Cimanggis. Tempat penampungan sampah sementara di selatan pasar sudah penuh. Tumpukan ini semakin membuat suasana pasar jadi jorok dan bau.
Kurang dari satu kilometer, tumpukan bahkan berserakan di pinggir Jalan Raya Bogor Kilometer 39, di dekat PT Meiwa Indonesia. Tumpukan sampah berada di sisi kanan Jalan Raya Bogor dari arah Jakarta. Hal yang sama terlihat di Jalan Baru antara Jalan Arif Rahman Hakim dan Jalan Dewi Sartika. Tumpukan sampah meluber dari dua kontainer yang tersedia.
Rahmat Hidayat, Kepala Bidang Pelayanan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok hanya dapat mengoperasikan sembilan truk pengangkut sampah. (NDY/WIN)
Post Date : 26 Januari 2011
|