|
CIANJUR, (PR).Ribuan meter kubik sampah di Kota Cianjur sejak tiga hari terakhir dibiarkan menumpuk dan membusuk di beberapa tempat pembuangan sementara (TPS). Ini terjadi, menyusul adanya aksi pemblokiran yang dilakukan ratusan warga dari Kampung Cilangkap Desa Salagedang Kecamatan Cibeber dengan cara menutup jalan masuk ke lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) Pasirbungur, sejak Senin (19/12) lalu. Kondisi sampah yang bertumpuk dan mulai mengeluarkan bau tidak sedap tersebut mulai dikeluhkan oleh sejumlah warga. Selain mengganggu keindahan dan kenyamanan, tumpukan sampah tadi dikhawatirkan menjadi tempat bersarang sumber penyakit. "Kalau dibiarkan terus dan tidak dibuang ke TPA, kami khawatir tumpukan sampah ini akan terus bertambah dan menjadi sarang penyakit karena selain sampahnya mengeluarkan bau tak sedap juga dijadikan tempat hidup ribuan lalat," ujar Dedi (30), seorang warga Pataruman yang rumahnya berada di dekat TPS di Jalan Amalia Rubini Kota Cianjur. Dari pemantauan "PR" selain memenuhi beberapa lokasi TPS di Kota Cianjur, tumpukan sampah juga terjadi di halaman kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan Kabupaten Cianjur di daerah Jebrod. Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Cianjur, Drs. H. Burdah Atori, mengakui dalam tiga hari terakhir arus pembuangan sampah di Cianjur terhambat karena adanya pemblokiran pintu masuk TPA Pasirbungur yang dilakukan warga Kampung Cilangkap. Padahal, TPA Pasirbungur merupakan satu-satunya TPA yang ada untuk menampung aliran pembuangan sampah dari wilayah Kabupaten Cianjur, seperti Cipanas, Cianjur, Karang Tengah, Ciranjang dan beberapa kecamatan lainnya. "Akibat aksi pemblokiran warga di lokasi TPA Pasirbungur, dalam tiga hari terakhir memang terjadi penumpukan sampah di beberapa TPS. Namun, saya sudah perintahkan agar semua sampah yang ada untuk sementara diangkut ke kantor UPT Kebersihan. Namun, karena terbatasnya halaman kantor UPT Kebersihan menyebabkan masih adanya sampah yang tercecer di TPS,"ujar Burdah, yang dihubungi belum lama ini. Burdah mengungkapkan, setiap harinya volume sampah di wilayah Cianjur mencapai sekira 400 meter kubik, semuanya dibuang ke TPA Pasirbungur dengan jumlah armada pengangkut 30 truk yang terdiri dari 25 truk sampah milik Dinas Cipta Karya dan 5 truk lagi dimiliki setiap pasar. Mengenai aksi pemblokiran jalan masuk ke TPA Pasirbungur oleh ratusan warga Cilangkap, menurut Burdah, aksi tersebut disebabkan adanya kesalahpahaman antara warga dengan pemkab mengenai pemberian konpensasi pembangunan TPA kepada warga sekitar berupa pembangunan jalan perkampungan. Saat ini, lanjut Burdah, anggaran untuk pembangunan jalan perkampungan yang diminta warga senilai Rp 90 juta, telah diajukan dalam RAPBD tahun 2006 yang masih dalam proses pembahasan di DPRD. Karena harus melalui proses administrasi tersebut, pihak pemkab meminta waktu untuk membangun jalan kampung tersebut paling lambat hingga triwulan ketiga tahun 2006. "Saya jaminkan diri saya untuk projek pembangunan jalan ke kampung Cilangkap. Selama ini, pemkab bukan tidak memperhatikan keinginan warga, namun pembangunan di sekitar TPA itu harus berdasarkan prioritas. Oleh karena itu, waktu lalu kita prioritaskan pembangunan instalasi air bersih seperti di kampung Pasirsantri, baru setelah itu ke kampung Cilangkap," ujar Burdah. Untuk menyelesaikan aksi pemblokiran yang dilakukan ratusan warga Cilangkap, menurut Burdah pihaknya kini sedang mengutus perwakilan untuk bisa membujuk warga agar membuka kembali jalan masuk ke TPA. Dalam dua hari kedepan TPA Pasirbungur sudah bisa dioperasikan kembali. (A-104) Post Date : 23 Desember 2005 |