MAGELANG, KOMPAS.com- Sebanyak 3.080 meter kubik sampah dibuang masyarakat selama musim libur Lebaran, 14-27 September lalu. Ini merupakan total volume sampah dari rumah tangga maupun yang dibuang di jalan-jalan.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Magelang Soewito mengatakan, jika dihitung per hari, volume sampah yang dibuang selama libur Lebaran, meningkat 25 persen dibanding hari-hari biasa.
"Jika biasanya hanya mencapai 176 meter kubik per hari, selama Lebaran meningkat menjadi 220 meter kubik per hari," ujarnya, Senin (28/9).
Sebagian besar sampah tersebut adalah sampah organik seperti makanan dan sayur mayur. Khusus untuk sampah yang tercecer di jalan adalah sampah sisa-sisa dari pedagang yang menggelar barang dagangan di jalan atau pasar tumpah.
Saat ini, Soewito mengatakan, pihak dinas sebenarnya sudah kehabisan dana operasional pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, karena sudah sedemikian menumpuknya sampah, maka pada Lebaran lalu pihaknya tetap mengangkut sampah ke TPA.
"Karena sudah menggunung sedemikian banyaknya, maka pada Lebaran lalu, kami tetap berupaya membawa sampah ke TPA kendatipun harus memakai uang pinjaman sebagai biaya operasional," ujarnya.
Tidak hanya di rumah tangga dan jalan raya, peningkatan volume sampah juga terjadi di obyek wisata Taman Wisata Candi Borobudur. Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan, volume sampah pun membeludak pada saat terjadi keramaian tingkat kunjungan, 21-24 September.
Untuk di zona II, volume sampah pada hari-hari biasa yang hanya mencapai empat hingga lima mete r kubik, selama empat hari tersebut melonjak 10 kali lipat menjadi 40 hingga 50 meter kubik. Untuk di zona I, yaitu di bangunan candi, volume sampah pun ikut membengkak dari 0,08 meter kubik hingga 0,16 meter kubik, menjadi dua hingga tiga meter kubik per hari.
Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur Pujo Suwarno mengatakan, mayoritas sampah yang dibuang adalah jenis sampah plastik berupa bungkus makanan atau minuman.
Untuk meminimalisir volume sampah di atas bangunan candi, tahun ini pengunjung sudah dilarang untuk membawa makanan saat naik ke candi. "Namun, ternyata volume sampah dari kemasan minuman juga tak kalah banyaknya," ujarnya.
Kondisi ini, menurut dia, rutin terjadi setiap libur Lebaran. Membeludaknya volume sampah ini biasanya juga akan berulang terjadi saat masa liburan sekolah. EGI
Post Date : 28 September 2009
|