|
Bandung, Kompas - Pemerintah Kota Bandung kini berhadapan dengan ancaman banjir sampah seperti tahun lalu. Pasalnya, jumlah truk pengangkut sampah amat terbatas dan kini terjadi penumpukan sampah di berbagai tempat pembuangan sementara atau TPS. Hal itu antara lain terjadi di TPS Jalan Pramuka, RT 01 RW 02 Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Selasa (27/3). Sampah menggunung karena tidak diangkut selama lima bulan. Bau sampah tercium dari radius 300 meter. Di sekeliling TPS ini ribuan lalat beterbangan dan menimbulkan suara bising setiap kali ada warga yang melintas. Tumpukan sampah memenuhi hampir seluruh jalan. Tingginya sejajar dengan atap rumah warga. Petugas pengangkut sampah, Dedi (27), mengatakan, sampah-sampah itu menumpuk sejak lima bulan lalu. "Sesekali memang diangkut, tetapi tidak tuntas. Hanya sebagian kecil yang dibuang ke TPA Sarimukti," ujarnya saat ditemui Kompas di TPS Jalan Pramuka. Dedi menjelaskan, dia tidak bisa membantu menghilangkan bau atau lalat yang selama ini mengganggu warga. Dia hanya bisa menata sampah agar tidak meluber ke jalan. Namun, itu juga bukan perkara mudah karena jumlah sampah sudah terlalu banyak. Penjaga TPS, Adi (45), meng-ungkapkan, jumlah sampah diperkirakan mencapai enam truk atau 60 meter kubik. "Katanya hari ini (Selasa) akan ada pengangkutan, tetapi sampai sekarang belum ada kabar lagi. Tidak tahu, jadi diangkut apa tidak," ujar Adi. Ketua RT 01 Iwan Mohammad Ridwan menjelaskan, pihaknya telah melaporkan hal ini kepada ketua RW, lurah, dan PD Kebersihan Kota Bandung. Namun, belum ada penyelesaian. "PD Kebersihan sedang ada masalah dengan truk pengangkut sampah. Jadi, belum bisa mengangkut semua sampah di Kota Bandung," ujarnya. Menurut Iwan, sampah di TPS Jalan Pramuka itu merupakan buangan dari warga yang ada di RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, dan RT 08 Kompleks Perumahan Angkatan Darat. Beberapa warga yang tinggal di Perumahan Pondok Hijau dan Vila Parahyangan juga membuang sampah ke sana. "Selama ini memang belum ada warga yang sakit akibat tumpukan sampah ini, tetapi bau dan lalatnya amat mengganggu. Apalagi, kalau ada hujan dan angin," kata Iwan, yang rumahnya hanya berjarak sekitar 15 meter dari TPS ini. Dia menginginkan agar tumpukan sampah segera diangkut. Banyak truk rusak Tumpukan sampah juga terlihat di TPS Pasar Sederhana, TPS Karangsetra, dan TPS Kiaracondong. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Barat Deni Jasmara menuturkan, penumpukan sampah ini merupakan strategi politik Pemerintah Kota Bandung. Tujuannya ialah agar masyarakat mau diajak membangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS). "Ada kesan masyarakat didorong untuk menyetujui PLTS," ujarnya. Sekretaris Daerah Kota Bandung Edi Siswadi mengatakan, terjadinya tumpukan sampah murni karena keterbatasan truk pengangkut sampah yang dimiliki PD Kebersihan Kota Bandung. Selain itu, jarak tempuh TPA Sarimukti empat kali lipat lebih jauh dibandingka dengan TPA sebelumnya, yaitu TPA Leuwigajah. Edi menjelaskan, PD Kebersihan idealnya mempunyai 140 truk pengangkut sampah, tetapi kini hanya memiliki 70-an truk. Sayangnya 50 persen truk yang ada itu dalam kondisi rusak. Hal ini ditambah dengan jalan di Sarimukti yang juga rusak berat sehingga memperparah kondisi truk. (MHF) Post Date : 28 Maret 2007 |