JAKARTA -- Sudah lebih sepekan tumpukan sampah berupa kardus, plastik, dan bongkahan kayu tertimbun di seputar bibir pantai Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. Timbunan sampah itu menimbulkan bau tidak sedap.
Saat Tempo berlabuh kemarin, tumpukan sampah yang paling mencolok terlihat di dekat dermaga II di pulau seluas 50 hektare tersebut. Bahkan, dari empat dermaga yang ada di pulau itu, hampir semuanya terdapat timbunan sampah.
Seorang pengunjung wisata, Samuel Bahari, mengeluhkan tumpukan sampah yang mengganggu keindahan pantai Untung Jawa. "Baunya juga enggak enak," kata warga asal Warung Buncit, Jakarta Selatan, ini.
Bupati Kepulauan Seribu Ahmad Ludfi mengatakan tumpukan sampah itu membuat resah warga. Volume sampah itu sama banyaknya dengan tahun lalu. "Sampah total 100 ribu ton sejak tanggal 21-25 April," kata pelaksana harian Lurah Untung, Jawa Eko Suroyo, saat dihubungi secara terpisah.
Anggota Staf Pemerintahan dan Ketertiban Umum Kelurahan Pulau Untung Jawa Muntasil mengatakan kiriman sampah itu berasal dari 13 muara sungai yang ada di Jakarta. Biasanya selalu terjadi antara April dan Agustus. "Ini karena angin timur, sehingga sampah terdorong arus laut ke Untung Jawa," katanya.
Angin yang bertiup dari arah timur ini akan menuju barat. Persoalannya, Untung Jawa ada di sebelah barat laut Jakarta, sehingga sampah banyak yang tersangkut di pulau ini. "Pulau Pari, di sebelah timur, juga kena, tapi sedikit sampahnya," ujar dia.
Sebagai tindak lanjut, Muntasil melanjutkan, pemerintah kabupaten mengerahkan 25 petugas pantai dari Kepulauan Seribu dan Jakarta Utara untuk membersihkan pantai pada 19-21 April lalu.
Antisipasi lain yang dilakukan di pulau berpenghuni 2.034 jiwa ini adalah dengan memasang jaring sepanjang 100 meter di dermaga I. Dermaga ini adalah tempat terdapat wisata bahari, seperti pantai dengan fasilitas banana boat dan selancar.
Menurut Muntasil, penanganan dengan menggunakan insinerator hanya mampu menghilangkan 3 meter kubik sampah per sekali bakar. "Sulit memang menanggulangi sampah laut. Kami pasrah saja," katanya.
Kepala Subbidang Cuaca Ekstrem, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kukuh Rubianto mengatakan angin timur memiliki kecepatan 10 knot per jam. "Angin timur adalah angin transisi dari musim hujan ke musim kemarau," katanya.
Angin ini akan menciptakan gelombang yang membawa sampah dari perairan barat ke wilayah timur. Sampah yang terbawa inilah yang menumpuk di Untung Jawa. Meningkat 5 Persen Tiap Tahun
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, produksi sampah mencapai 6.594 ton per hari pada 2010. Namun hanya 6.042,3 ton per hari (92,3 persen) yang tertangani.
Sumber sampah terbesar berasal dari rumah tangga, yakni 59 persen, dengan komposisi sampah organik sebesar 55,37 persen dan anorganik 44,63 persen.
Karena minimnya sarana kebersihan, hanya 84 persen sampah yang terangkut ke tempat pembuangan akhir sampah. Sebesar 60 persen dikelola pemerintah, sisanya dikelola swasta.
Dinas Kebersihan DKI Jakarta menargetkan penurunan volume sampah sebesar 12-15 persen pada 2012.
Diperkirakan pada 2030, produksi sampah DKI Jakarta mencapai 9.200 ton per hari atau mengalami peningkatan sebanyak 5 persen per tahun. HERU TRIYONO | DWI RIYANTO AGUSTIAR | ARYANI KRISTANTI |MARTHA S
Post Date : 29 April 2011
|