|
JEBUS Kendati hingga saat ini aktifitas di Pasar Parittiga belum berlangsung seperti hari-hari biasanya, namun tumpukan sampah organik dan non organik memasuki H+5 Idul Fitri 1426 H, Selasa (8/11), tampak menggunung dan bertebaran di sepanjang jalan pasar tersebut. Tumpukan sampah yang bertebaran di sejumlah toko pada kawasan pasar terjadi karena sudah sekitar satu minggu belakangan ini truk sampah yang biasanya bertugas mengangkut sampah-sampah tersebut tidak melakukan pengangkutan. Pantauan harian ini di lokasi, terlihat tumpukan besar peti-peti kayu bekas buah-buahan, plastik dan sampah organik. Sementara di terminal dan Pasar Ikan Parittiga tumpukan sampah non organik bercampur dengan sampah organik seperti sisa-sisa sayuran dan tulang sapi sudah menebarkan aroma busuk yang menyesakkan. Tumpukan sampah yang sudah menyebarkan aroma tidak sedap juga dengan mudah dapat ditemui bertebaran di selokan pasar ikan dan di sejumlah pertokoan yang berjejer sepanjang jalan pasar. Salah seorang pemilik warung kopi di kawasan pasar Parittiga kepada harian ini mengaku kesal dengan lambannya pengangkutan sampah tersebut padahal mereka setiap bulannya membayar dana restribusi dan kebersihan. Saya untuk retribusi dan kebersihan sebulannya kena Rp 75.000 sedangkan toko-toko lain ada yang kena Rp 40.000 dan ada juga yang kena Rp 100.000, ujar wanita pemilik kedai kopi di simpang Jalan Pasar Parittiga dalam bincang-bincang dengan harian ini. Dilanjutkannya untuk pengangkutan sampai di kawasan pasar tersebut biasanya truk sampah yang dikelola pihak kecamatan setiap hari secara rutin mengangkut sampah namun sejak hari pertama Idul Fitri, Rabu (3/11red) sampai Selasa (8/11red) tidak terlihat mengangkut sampah-sampah tersebut. Camat Jebus, Asrul Marjoni SE, ketika dikonfirmasi harian ini mengatakan selama belum ada penggantian terhadap mobil sampah yang digunakan untuk mengangkut sampah maka masalah sampah di Pasar Parittiga tidak akan selesai. Mobilnya sekali jalan dua hari rusak bagamana bisa bekerja maksimal. Selain itu para pekerja yang bertugas merupakan tenaga dari luar Jebus semua dan pada saat lebaran pulang mudik semua jadi kita selama lebaran tadi tidak ada orang untuk mengangkut sampah-sampah tersebut, ujar Asrul Marjoni.(wan) Post Date : 09 November 2005 |