Sampah Menggunung di Beji

Sumber:Jurnal Nasional - 25 Juni 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

KERUSAKAN mesin pengolahan sampah Unit Pengolahan Sampah (UPS) Jalan Jawa, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok, menyebabkan sampah tidak dapat diproses. Terhitung sudah 10 hari sampah dibiarkan menumpuk di depan hanggar UPS.

"Ketinggiannya bisa mencapai lima meter. Kami selalu menghirup bau tak sedap," kata Maman Abdurahman, warga RT10/16, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Rabu (24/6). Sampah yang diangkat menggunakan gerobak dari 16 RW di Kelurahan Beji itu, sudah berhari-hari dibiarkan menumpuk di depan hanggar UPS.

Akibatnya, sampah membusuk dan menyebarkan bau menyengat. "Kami berulang kali telah meminta pembetulan mesin UPS dan alat beratnya, tapi hingga hari ini belum dapat dioperasikan," katanya. Penumpukan sampah sudah mengganggu proses belajar mengajar.

Sebab, lokasi UPS Jalan Jawa berdekatan dengan sejumlah sekolah, seperti SDN Beji IV, V, dan VI, SMP 66, serta SMA Printis. Siswa kelas V, SDN Beji IV, Rizki Fajar (11) mengaku jam 7.30 sampai 11.00 ia dan teman-temannya mulai diserang bau tak sedap.

"Saya sering pusing dan mual kalau ikut belajar di jam itu," katanya. Rizki mengatakan, dua hari lalu sampah menumpuk di luar gedung UPS. "Mirip gunung," katanya sambil tertawa. Ditemui di lokasi, Koordinator Kebersihan UPS Jalan Jawa Iwan Hermawan mengaku sudah sepuluh hari mesin UPS dan alat berat pengeruk sampah rusak.

Sehingga sampah dibiarkan menumpuk di depan hanggar sampai alat tersebut diperbaiki. "Proses perbaikan memakan waktu lama, makanya kita mengambil inisiatif mengangkut sampah yang menumpuk di depan UPS dibawa ke TPA Cipayung," katanya.

Kerusakan mesin membuat residu sampah plastik tak bisa tergiling dengan baik. Sehingga petugas terpaksa memotong karet penggiling sampah. "UPS Jalan Jawa biasanya dapat mengolah 30 kubik sampah per harinya. Kalau sudah sepuluh hari tak beroperasi berarti sudah 300 kubik sampah yang menumpuk di depan hanggar," katanya.

Dia mengaku telah melaporkan kerusakan mesin tersebut pada Dinas Kebersihan. "Saya sudah lapor, tapi jawabannya disuruh nunggu," katanya. Seorang mekanik alat berat bernama Ulam Pakpahan mengaku kesulitan membenahi alat berat buatan Belanda tahun 1986 itu.

"Ini alat pengeruk sampah tua. Lagian spare parts-nya sudah tidak diproduksi. Kalaupun bisa dibetulin ya lama, paling cepat 20 hari," katanya. Ia berharap Dinas Kebersihan mau membeli mesin pengeruk baru. "Sebaiknya beli alat baru," katanya.

Secara terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan  Hanny Hamidah menjelaskan, tampungan UPS Jalan Jawa mencakup 16 RW di Kelurahan Beji dan beberapa kelurahan lainnya. "Kita sedang berusaha memperbaiki," tuturnya. Hal senada juga dilontarkan Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan Yusmanto. Iskandar Haji Abdul Mutalib



Post Date : 25 Juni 2009