|
RANTAUPRAPAT– Tumpukan sampah disekitar Pasar Baru Rantauprapat,tepatnya di badan Jalan Diponegoro Rantauprapat, mengganggu pengguna jalan. Hampir sepertiga badan jalan itu menjadi tempat pembuangan sampah sementara bagi para pedagang. Hingga saat dinas terkait belum mampu mengatasi hal itu. Padahal sudah berkalikali dibahas agar badan jalan itu dapat dilalui kendaraan dengan lancar. Akibatnya, badan jalan itu menyempit dan sering terjadi kemacetan yang cukup penjang. Belum lagi saat ini musim hujan, tumpukan sampah yang menggunung mengeluarkan bau busuk karena sudah beberapa hari tidak diangkut petugas kebersihan. “Sampah kadang hanya diangkut tiga kali sepekan, sementara sampah dari masyarakat sangat banyak setiap hari. Kalau angin berembus baunya menyengat.Apalagi kalau saat sampah dimasukkan ke truk pengangkut, baunya sangat dahsyat,”kata Ketua Pedagang Kaki Lima (PKL) Suwardi Saleh. Permasahan ini,menurut Saleh,sudah beberapa kali dilaporkan ke Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Labuhanbatu, tetapi belum ada solusinya. Saleh juga mengeluh tumpukan sampah yang mengeluarkan bau busuk sangat mengganggu pembeli dan pedagang.“Tumpukan sampah itu menyebabkan juga air tergenang karena saluran drainase tidak ada.Sudah beberapa kali dilaporkan supaya dapat menindak lanjuti permasahan ini, karena ini bukan hal baru lagi,” tuturnya. Saleh menceritakan, dulu karena seringnya sampah menunggu, para pedagang serempak tidak mau membayar retribusi sebelum sampah dangkut oleh petugas kebersihan. Tumpukan sampah yang mengeluarkan aroma bau busuk menyegat juga ada di dekat Kantor Ranting Dinas Pasar Baru.”Di sana sampah itu terkadang sampai dua sampai tiga hari kemudian baru diangkut petugas,” katanya. Dia berharap petugas tidak lagi menunda pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Warga Rantauprapat, B Hasibuan,40,juga mengeluhkan bau busuk sampah. Dia mengatakan, akibat tumpukan sampah ditambah lagi kehadiran pedagang di tepi Jalan Diponegoro membuat kendaraan sulit melintasi. “Seharusnya pedagang secepatnya ditertibkan. Jangan diberi lokasi bagi mereka berjualan dibadan jalan,karena sudah adaPasar Glugur Rantauprapat. Bupati Tigor diharapkan tegas melakukan relokasi,” tuturnya. Bupati Labuhanbatu juga tidak lagi menunda-nunda relokasi agar Jalan Diponegoro bisa dilalui kendaraan dengan lancar.Sebab sampah itu juga merupakan sampah yang dibuang para pedagang yang tidak tertib di lokasi tersebut. Kadis Pasar Dan Kebersihan Pemkab Labuhanbatu Ahmad Riady belum dapat dikonfirmasi terkat persoalan tumpukan sampah yang mengganggu masyarakat ini. sartana nasution Post Date : 20 Februari 2012 |