|
[JAKARTA] Tumpukan sampah pascabanjir masih berserakan di jalan utama di kawasan Jakarta Timur. Pengamatan di Jalan Jatinegara Barat dan Jalan Otto Iskandardinata, Kamis (15/2), sampah masih dibiarkan menumpuk cukup tinggi. Ada pula tumpukan yang melebar hingga hampir memakan setengah badan. Kemacetan lalu lintas pun tak terhindarkan. Tak tampak petugas yang membersihkan sampah. Polisi pun mengabaikannya, termasuk masyarakat di sekitarnya. Beberapa pemilik toko tampak ada yang membersihkan tempatnya berjualan. Sampah dan endapan lumpur juga masih terlihat di Jalan KH Abdullah Syafei, Tebet Jakarta Barat dekat dengan terminal Kampung Melayu Jakarta Timur, tepatnya di sekitar Jembatan Ciliwung. Sama halnya Jalan Jatinegara Barat dan Otista, di sini pun kemcetan terjadi. Sementara itu para korban banjir yang mengungsi ke SD Maria Fatima, Jatinegara, telah diingatkan agar segera pindah, karena kegiatan belajar mengajar di situ akan kembali dilanjutkan. Namun para pengungsi belum siap pindah lantaran rumah mereka masih penuh lumpur. Pengungsi yang berasal dari Kampung Pulo, Jatinegara, khususnya, yang paling bingung. Hingga kini, tempat tinggal mereka masih rusak parah setelah dihantam banjir. Sementara itu sedikitnya masih 673 warga RW 08 Kelurahan Cawang, hingga kini, pun masih tinggal di tenda-tenda pengungsian. Banjir besar yang melanda pemukiman mereka telah mengakibatkan timbunan sampah dan lumpur di setiap rumah dan jalan-jalan, sehingga masih sulit untuk dimasuki. Menurut Ketua RW 08 Kelurahan Cawang Khairudin, timbunan lumpur dan sampah yang masuk bersama banjir ke pemukiman mereka berasal dari kali Ciliwung. Wilayah mereka yang dilingkari aliran kali Ciliwung mengkibatkan dampak banjir sangat dasyat dan tidak sedikit bangunan milik warga di 7 RT yang ada di RW 08 Kelurahan Cawang rusak diterjang banjir. [L-11] Post Date : 15 Februari 2007 |