|
SEMARANG - Saluran air yang dibangun di samping Peterongan Plaza (Jl Wonodri Baru), pada Mei lalu, salah satunya dimaksudkan mengurangi genangan air yang timbul pada musim penghujan. Namun, setelah saluran itu dibangun sebagian, permasalahan tidak serta-merta selesai. Saluran telah berubah fungsi menjadi tempat pembuangan sampah. Dari hasil pantauan Suara Merdeka pada Selasa (22/8), saat ini saluran air tersebut tertutup sampah. Bahkan, saat hujan deras, jalan tersebut tetap saja digenangi air, seperti saat saluran belum dibangun. Hal itu diutarakan beberapa pedagang, yang menggelar dagangannya di dekat saluran itu. Ina (40), salah satu pedagang makanan mengaku, dia dan rekan-rekannya selalu menyediakan tempat sampah dan secara rutin sampah tersebut diangkut petugas ke tempat pembuangan. ''Sampah-sampah yang ada di saluran air itu karena tertiup angin kok,'' kata dia. Pihaknya berharap Pemkot memasang penutup di atas saluran air agar sampah tidak masuk. ''Kalau dibiarkan seperti ini, akan mengganggu kesehatan,'' imbuh Ina. Namun Amat, salah satu pengunjung pasar, mengaku, pernah melihat beberapa pedagang membuang sampah di saluran itu. Ajak Pedagang Bekerja Sama Camat Semarang Selatan, Bimbong Yogatama, mengatakan, pihaknya bertanggung jawab terkait dengan pengangkutan sampah. Dijelaskannya, setelah sampah dikumpulkan di bak kontainer, kemudian dibuang ke TPA Jatibarang. Pembuangan sampah tersebut dilakukan sehari dua kali, yakni pagi dan siang hari. Sementara itu, untuk meningkatkan kebersihan di wilayah Semarang Selatan, pihaknya mengaku telah mengajukan penambahan empat bak kontainer sampah ke Dinas Kebersihan Kota Semarang. Pembangunan itu sendiri, rencananya akan dilanjutkan pengaspalan jalan, sehingga baik pedagang dan pembeli nyaman bertransaksi di sana. Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Jalan dan Jembatan DPU Kota Semarang, Iswar Aminnudin, kemarin. Namun, Iswar mengakui, kedua pekerjaan itu masih belum selesai, karena pihaknya menemukan beberapa kendala di lapangan. ''Masalah itu tidak terkait pembiayaan, mengingat dana perbaikan sudah dianggarkan. Jaringan kabel PLN dan Telkom dikhawatirkan akan rusak saat saluran dikeruk dengan menggunakan alat-alat berat,'' ungkapnya. Sementara itu, pekerjaan pengaspalan dihadapkan kepada persoalan keterbatasan pasokan aspal. Kendala lainnya, yakni lapak-lapak (tempat berjualan-red) para pedagang yang bersifat permanen, sehingga menghalangi pengaspalan. "Kami harap, para pedagang bersedia bekerja sama dengan memakai lapak, yang bisa dibongkar pasang," ujarnya. Iswar sendiri tidak dapat memberikan kepastian, kapan kedua proyek itu selesai. "Kami akan tetap bekerja, meski secara perlahan-lahan," tandasnya. Sebelum pembangunan saluran dilaksanakan, Bimbong pernah menuturkan, air yang dahulu biasa menggenangi Jl Wonodri Baru akan dialihkan ke arah Sompok, kemudian ke Banjir Kanal Timur. (H11,H10-56h) Post Date : 23 Agustus 2006 |