|
BADUNG - Setelah beberapa minggu ini kawasan favorit turis, Pantai Kuta, diserbu sampah bangkai ikan berton-ton. Dan, rupanya sampah kiriman itu terus berlanjut. Senin (8/12) kemarin, giliran sampah organik dan non organik dari daratan, seperti gelondongan, batangan kayu, rumput, plastik, kertas gantian menyerbu pantai ini, setelah guyuran hujan turun cukup deras. Melihat kondisi Pantai Kuta yang dipenuhi sampah seperti ini, sejumlah wisatawan pun mengaku jijik. "Melihat pantai seperti ini, saya merasa jijik. Karena membuat badan gatal," kata Christine Gaidon, turis asal Swiss ketika ditanya koran ini di pantai Kuta. Christine yang sedang berlibur bersama suaminya, Marc Aubry mengaku sudah seminggu ini dia maunya mandi dan berjemur di pantai paling ramai itu. Namun, yang dia dapati adalah pantai yang penuh dengan sampah. "Apalagi sampah ikan yang kemarin itu. Saya sempat mandi jadi gatal-gatal dan baunya tidak hilang-hilang," kata Marc. Lebih parah lagi, muncul komentar yang menyamakan pantai Kuta dengan pantai Ancol di Jakarta yang terkenal kotor dan jorok. "Saya ke sini mau melihat pantai Kuta yang katanya bersih dan indah. Tapi yang saya lihat sama seperti Ancol," kata Monica, wisatawan asal Jakarta. Kepada koran ini dia mengaku kecewa dengan keadaan seperti itu. Padahal ini adalah kali pertama dia bersama teman - temannya datang ke Bali, khususnya ke pantai Kuta. Problem sampah sendiri memang merupakan problem rutin. Dan, selalu saja pihak Pemkab Badung kewalahan menghadapinya. Bahkan akhir 2007 lalu tumpukan sampah dibiarkan membusuk berhari-hari, karena keterbatasan lokasi penampungan. Idealnya, sampah-sampah itu perlu dibersihkan dengan lebih sigap, karena menjadi tujuan utama ribuan pelancong. Sehingga tidak bertumpuk. Sehingga tidak sampai dilihat wisatawan berlama-lama dan mengganggu kenyamanan. Salah seorang turis pun sempat usul soal solusi mengatasi sampah itu. Corina, turis asal Jerman mengatakan lain lagi, ia berharap sampah tidak sampai ke bibir pantai. "Bisa pakai jaring agar tidak sampai ke pantai," terangnya. Sendirian, Satgas Mengaku Kewalahan Sementara itu, di pihak Ketua Satgas Pantai Kuta IGN Tresna sewaktu dikonfirmasi terkait penanganan pantai mengaku pihaknya bersama pedagang di pantai tidak mungkin jalan sendiri. Katanya perlu ada kerjasama dari berbagai komponen. Baik Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Badung, pihak hotel dan restoran. "Saya sangat berharap ada tim khusus yang bisa bergerak cepat ketika ada kiriman sampah yang banyak. Walaupun setiap pagi dilakukan pembersihan oleh pedagang, itu tidak cukup ketika kiriman sampah terlalu banyak," kata Tresna. Sebagaimana contoh, kiriman bangkai ikan beberapa hari lalu dan sampah kemarin. Pihaknya tidak sanggup mengatasi sendiri. "Saya ingin ini tidak menjadi masalah setiap tahun. Karena ini aset pariwisata Bali. Kalau ini terus kotor, bagaimana turis mau datang ke Kuta," katanya. Terkait hal ini, pihak DKP belum bisa dihubungi soal langkah konkret penanganan sampah yang sering datang secara mendadak ini. Apalagi dalam bulan-bulan ini adalah musim angin barat yang berpeluang menghempaskan ombak lebih dahsyat. Begitu juga sampah yang ikut terhempas ke pantai. (yor) Post Date : 09 Desember 2008 |