|
KRAKSAAN - Menuju predikat ibukota Kabupaten Probolinggo, Kraksaan banyak berbenah. Salah satunya dalam teknologi pengolahan sampah di wilayah Kraksaan dan sekitarnya. Selama ini, sampah-sampah asal Kraksaan selalu dibuang begitu saja di tempat pembuangan akhir (TPA) Desa Seboro. "Mulai 2008 ini, kami mengolah sampah-sampah organik dari daerah Kraksaan dan sekitarnya menjadi kompos," terang Dewi Korina Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Probolinggo kepada Radar Bromo. Jika diolah secara baik, kata Dewi, sampah tidak bakal menimbulkan masalah. Bahkan justru akan menghadirkan manfaat. Dengan teknologi komposting sampah-sampah organik tak membusuk sia-sia. "Hasilnya belum banyak. Baru sekitar 1 meter kubik per hari. Tapi sudah mulai kami kemas dalam bungkus plastik 5 kiloan. Sementara tidak untuk dijual, karena produksinya hanya cukup untuk pemeliharaan taman di daerah Kraksaan dan sekitarnya," jelas Dewi. Selain komposting sampah organik, tahun ini bakal ada penambahan alat pencacah plastik. "Selama ini limbah plastik diambil oleh para pemulung. Dengan adanya alat ini kami bisa mengolah sampah plastik dan mendaur ulang," terang Dewi. Lalu bagaimana dengan nasib para pemulung? "Kami berdayakan mereka. Sampah-sampah plastik dari para pemulung akan kami beli. Artinya tidak ada yang dirugikan dalam hal ini," katanya. (nyo) Post Date : 14 Mei 2008 |