Sampah Kota Segera Dikelola

Sumber:Koran Sindo - 28 Januari 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

PALEMBANG(SINDO) – Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang berencana mengembangkan pengelolaan sampah menjadi sebuah produk barang yang bernilai ekonomis.

Termasuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos dengan menggunakan bioaktifator. Hal ini terungkap saat paparan PT Semai Indonesia bersama jajaran Pemkot Palembang yang dihadiri Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Apriadi S Busri dan Kepala Dinas Kebersihan Zulfikri Simin di KantorWali Kota Palembang, Selasa (27/1) kemarin.

Dalam paparannya,Direktur PT Semai Indonesia Chandra Sabtya Irawan mengatakan, persoalan sampah dan limbah rumah tangga kerap menjadi permasalahan sulit setiap daerah. Untuk itu, diharapkan ada keterlibatan aktif masyarakat untuk mengolah sampah dimulai dari tingkat rumah tangga.

“Di sini kami berharap sampah sudah dapat dipilahpilah sejak dari hulunya (dari rumah tangga). Sebab bila sampah terbut sudah sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA), pemilahan akan sangat sulit dilakukan,”ungkap Chandra kepada SINDO di Palembang kemarin. Menurut dia, pengelolaan sampah mulai dari rumah tangga akan dapat mengurangi beban pemerintah termasuk ongkos angkut ke TPA.

“Berapa besar tenaga dan ongkos untuk mengangkut sampah kalau sejak awal tidak diolah di rumah tinggal. Untuk itu perlu peran aktif masyarakat,”ucapnya seraya menambahkan,sampah organik dan anorganik masih dapat terus dikembangkan menjadi barang yang ekonomis, seperti kompos atau menjadi granul.

Bahkan sampah limbah got saja dapat diolah menjadi batako, termasuk olahan sampah organik dari tanaman obat dapat digunakan untuk pakan ternak bermutu tinggi dan mampu dijual dengan harga tinggi. Lebih lanjut dia menjelaskan, pengelolaan sampah organik untuk menjadi kompos setelah melalui proses pemilahan sejak awal di rumah tangga, termasuk sampah dari sayur-sayuran di pasar.

Setelah sampah-sampah tersebut dipilah, selanjutnya digiling menggunakan mesin khusus yang relatif sederhana. Setelah hancur, sampah tersebut dapat dicampur dengan bioaktifator dan masih dalam proses dekomposisi atau fermendatis menggunakan mikroorganisme.

Proses fermentasi itu akan memakan waktu antara 7–14 hari. Setelah difermentasi, bahanbahan itu dikeringkan dan digiling hingga halus.Setelah itu dapat ditambahkan pupuk kandang sebagai pelengkap sehingga pupuk kompos itu dapat dikemas dan dipasarkan. Metode bioaktifator semacam ini juga telah dilakukan di sejumlah tempat,seperti di Jakarta dan Bali, dan proses pengolahan sampah ini dapat dikatakan berhasil.

Bahkan bila diolah lebih serius, kegiatan tersebut merupakan pengolahan sampah padat karya dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan.“Pengolahan sampah ini tentu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,” kata Chandra.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang Zulfikri Simin menyambut positif adanya pihak swasta yang turut aktif meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah mulai dari tingkat rumah tangga. Dia menjelaskan, hal itu sudah dilakukan di beberapa kelurahan di Kota Palembang. Ke depan, ditargetkan setiap kelurahan memiliki kampung ramah lingkungan dengan pengelolaan sampah yang telah dipilah-pilah. (siera syailendra)  



Post Date : 28 Januari 2009