|
Medan, Kompas - Warga mengeluhkan sampah di Kota Medan yang makin menumpuk pascaselesainya kontrak pengangkutan sampah antara Pemerintah Kota Medan dan PT Mitra Unggul Lestari akhir Desember lalu. Sebanyak 35 truk pengangkut sampah tidak jalan. Warga berharap pemerintah segera bertindak. Atik (42), warga Jalan Perjuangan 12, Medan, Rabu (16/1), mengatakan, sampah di rumahnya sudah tidak diambil sejak awal Januari. Karena tidak mempunyai halaman, bersama warga lainnya ia mengumpulkan sampah di sudut jalan dan membakarnya. "Repot sekali memang," kata Atik. Jika rumah tangga bisa menyiasati penumpukan sampah dengan membakar, tumpukan sampah di pasar terus meninggi. Di Pasar Setiabudi, pedagang mengatakan sampah sudah tidak diambil sejak hari Minggu. Sampah basah dan kering menumpuk di tepi jalan menimbulkan bau busuk dan kerumunan lalat. "Padahal, kami tetap ditarik uang sampah Rp 1.000 per hari," kata Nurhayati beru Ginting (45), pedagang di Pasar Setiabudi. Para pedagang dan pembeli pun harus menahan bau busuk. Akibat tumpukan sampah itu, sebagian pedagang bergeser tergusur tumpukan sampah. "Tolong ya, sampaikan ke pemerintah supaya masalah sampah ini segera beres," kata Nurhayati. Di Pasar Pringgan, tumpukan sampah mencapai tinggi lebih dari dua meter. "Kemarin sudah diambil sampai enam kontainer, tetapi sekarang sudah menumpuk lagi," kata Sitanggang (32), petugas kebersihan Pasar Pringgan. Sejak Januari lalu sampai saat ini, baru diambil sekali. Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan Arlan Nasution meminta maaf kepada masyarakat Medan atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat sampah. "Tender sudah dibahas dan segera dilakukan," kata Arlan. Dalam waktu dekat, kata Arlan, dinas pertamanan dan dinas pekerjaan umum juga akan membantu dinas kebersihan untuk mengangkut sampah warga. "Kami memaksimalkan peralatan pengangkutan sampah yang sudah ada, yakni 84 mobil sampah dan 17 kontainer," kata Arlan. Arlan juga berjanji kasus sampah di Medan tidak akan seperti kasus penumpukan sampah di Kota Bandung. (wsi) Post Date : 17 Januari 2008 |