|
JAKARTA (Media): Jakarta bukan keranjang sampah. Untuk membendung sampah warga Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, yang selama ini masuk ke Ibu Kota melalui 13 sungai, Pemerintah Provinsi DKI mulai membangun penyaring di perbatasan. Hal itu diungkapkan Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Budi Widiantoro di Jakarta kemarin. Tahun ini sedang dibangun lima saringan sampah otomatis. Salah satunya di Kali Mookevard perbatasan Kalideres, Jakarta Barat, dengan Batu Ceper, Kota Madya Tangerang. Pembangunan saringan sampah di perbatasan Kalideres-Batu Ceper mendapat tentangan Pemerintah Kota Tangerang. Menurut Budi, pihaknya tetap melanjutkan program tersebut kendati diprotes. "Ketika proyek ini memasuki tahap pemancangan, langsung diprotes. Untuk sementara berhenti tapi bukan berarti tidak lanjut. Sebenarnya kami sudah koordinasi dengan Kota Madya Tangerang sebelum memulai pembangunan proyek penyaringan. Jadi, tidak benar kalau kami dikatakan tidak dikoordinasi," jelas Budi. Saringan sampah juga akan dibangun di Kali Pesanggrahan, Kali Sunter, Kali Lagoa, dan Kali Grogol. Sedangkan untuk mengatasi sampah penyebab banjir, pihaknya membangun pompa di Pulomas, Jakarta Timur, dan di Sunter Selatan, Jakarta Utara. Menurut hitungan Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Iskandar Manik, sampah kiriman dari 13 sungai mencapai 7.000 meter kubik per hari dari 24.000 meter kubik yang diproduksi di Jakarta. "Sampah sungai berhulu di Bogor dan muaranya ke laut Teluk Jakarta terdiri dari papan, kasur, ember bekas, tikar, plastik, karung, rongsokan kompor minyak, patahan balok, kaso, dan lain-lain," jelas Iskandar.(Ssr/Ant/J-2) Post Date : 15 September 2007 |