|
Jakarta, Kompas - Pemeliharaan kebersihan kali yang terhenti dilanjutkan lagi. Pembersihan sampah dilakukan menggunakan dana tidak terduga. Konsekuensinya, pemeliharaan di 144 segmen kali di Jakarta tidak bisa maksimal karena keterbatasan dana dan jumlah personel. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta baru membuka lelang untuk pengerjaan berikutnya. ”Kami terus bersihkan kali yang tersumbat sampah walaupun tidak menggunakan dana proyek multi years. Sambil menunggu solusi terbaik, kami tetap lakukan pembersihan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo, Kamis (29/11), di Jakarta. Ery mencontohkan, pembersihan kali yang sudah dilakukan ada di Kali Sunter, Kelurahan Serdang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Senin (26/11) lalu, hampir seluruh badan kali di ruas Kelurahan Serdang tertutup sampah. Tumpukan tersebut menghambat aliran air yang harusnya berjalan lancar. Kamis sore kemarin, kondisi kali sudah bersih. Sampah yang menumpuk empat hari sebelumnya nyaris tidak terlihat. ”Kami mengerahkan personel Dinas Pekerjaan Umum, pembersihan kami lakukan dengan cara manual. Syukurlah, sekarang sudah beres,” kata Ery. Dinas Pekerjaan Umum, tutur Ery, sedang melanjutkan proses lelang proyek tahun jamak pemeliharaan kebersihan sungai. Minggu depan, dia menargetkan proses awal lelang bisa dimulai. ”Lelang ini langsung untuk tahun jamak pada pengerjaan berikutnya. Yang penting, sebisa mungkin pelayanan kepada masyarakat jangan sampai terganggu,” kata Ery. Proyek senilai Rp 80 miliar ini terhenti sejak 7 Oktober, bersamaan dengan masa jabatan Gubernur Fauzi Bowo berakhir. Seharusnya proyek ini dikerjakan mulai Juli sampai Juni tahun depan. Namun, Dinas Pekerjaan Umum DKI melelang proyek hanya sampai masa jabatan. Hal ini dilakukan mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Menurut Ery, sesuai dengan Pasal 54 A Ayat 6 proyek tahun bergulir, tidak dapat berjalan melampaui akhir tahun masa jabatan kepala daerah berakhir. Problem Masalah konstruksi saluran yang menyebabkan aliran air tidak lancar dan hunian liar di atas saluran penghubung masih terjadi. Saluran makro Kalibaru yang sebagian ruasnya ada di pinggir Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, mengalami penyempitan di beberapa bagian, terutama pada bagian di bawah jalan. Saluran gorong-gorong di bawah jalan hanya selebar 4 meter, sementara pada bagian saluran yang terbuka lebarnya mencapai 8 meter hingga 10 meter. Kepala Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Rifig Abdullah mengatakan, penyebab penyempitan saluran tersebut adalah tumpukan sampah di bagian gorong-gorong. Aliran air di bagian saluran terbuka pun dengan mudah meluap hingga menyebabkan banjir seperti yang terjadi awal Oktober lalu. Tahun 2010, Kalibaru pernah meluap cukup besar di ruas Jalan Cawang. Dibongkar Di Jakarta Pusat, 250 bangunan yang menutupi drainase penghubung sepanjang 900 meter di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, dibongkar. Pembongkaran bangunan itu diperkirakan berlangsung dua pekan. ”Setelah pembongkaran, akan ada pembersihan sampah dan endapan sehingga kedalaman saluran bisa 6-8 meter. Selain itu, pinggiran saluran akan diberi taman,” kata Camat Tanah Abang Hidayatullah. Hidayatullah mengatakan, peningkatan kapasitas saluran air tidak bisa dilakukan dengan memperlebar saluran. Pasalnya, kanan-kiri saluran sudah penuh rumah. Karena itu, pilihannya adalah mengeruk endapan agar kapasitas sungai bisa maksimal. Lurah Petamburan Edy Syamsudin mengatakan, bangunan yang menutup permukaan saluran air ini sudah ada sejak lama. Akibatnya, pembersihan sampah sulit dilakukan dan aliran air ke kanal barat ikut tersendat. Petamburan merupakan salah satu kelurahan yang rawan banjir. Di lokasi ini sudah dibangun rumah pompa air untuk mengalirkan air dari permukiman warga ke kanal barat. Namun, pompa ini tidak berfungsi maksimal karena saluran penghubung penuh sampah sehingga air tidak mengalir. Pompa juga pernah rusak akibat sumbatan sampah yang terlalu banyak. Sampah ini terbawa air dari saluran penghubung. Ketua RW 05, Kelurahan Petamburan, Herlani MS, mengatakan, beberapa bangunan yang menjorok ke permukaan saluran digunakan sebagai kakus. Tinja dibuang langsung ke saluran air. ”Bersamaan dengan pembongkaran ini, saya sudah mengajukan permohonan ke pemerintah agar menambah kakus umum. Penambahan kakus ini berguna untuk warga yang kehilangan kakus akibat pembongkaran bangunan,” katanya. Wakil Camat Tanah Abang Yadi Rusmayadi mengatakan, setelah pembersihan saluran air, pihaknya berharap masyarakat menjaga kebersihan saluran. (ART/MDN/NDY) Post Date : 30 November 2012 |