|
CIMAHI– Pemerintah Kota Cimahi dituntut untuk terus berbenah. Predikat sebagai kota peraih Adipura tidak lantas disikapi dengan berpuas diri. Pengelolaan sampah menjadi salah satu persoalan yang harus diselesaikan agar masyarakat merasa nyaman.Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cimahi Ade Ruhiyat mengatakan, masih banyak tugas yang harus dikerjakan.Keberhasilan menyabet piala Adipura tiga kali, kata Ade,bukan berarti persoalan kebersihan kota tuntas. Menurut dia,sampah masih menjadi problem serius yang harus dihadapi dan disikapi Pemkot Cimahi. “Masih ada banyak hal yang harus disikapi secara serius. Khususnya lagi, masalah lingkungan hidup,” kata Ade saat dihubungi, kemarin. Dia berharap,warga kreatif mengolah sampahnya sendiri dari tingkat yang paling kecil seperti di keluarga.Setiap tahunnya, volume sampah yang dihasilkan warga Cimahi terus bertambah. Peran masyarakat dalam mengelola sampahnya, kata Ade masih kurang. “Jumlah timbunan sampah yang dihasilkan dari tahun ke tahun meningkat, rata-rata sampah yang dihasilkan 2,5 liter/orang/hari. Volume sampah bulan Mei 2012 lalu sebanyak 3. 838 ton,” ujar Ade. Ade menyebutkan, pengelolaan sampah melalui konsep 3R yakin (Reduce, Recycle, Reuse) menjadi pilihan tepat. Ke depan,sambungnya,pengelolaan sampah tidak lagi sekadar pikul, angkut, dan buang. Tetapi, bagaimana membuat persoalan sampah di lingkungan masyarakat tuntas sehingga volume sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pun berkurang. “Kami sangat berharap, pengelolaan sampah dimulai dari tingkat terkecil, yakni rumah tangga. Bagaimana memilah sampah kering dan basah melalui konsep 3R tadi,” katanya. Terlebih,lanjut Ade,hingga saat ini,pihaknya baru mampu mengelola 65% sampah yang dihasilkan warga. 18% di antaranya dikelola dengan sistem komposting, sedangkan sisanya dibuang ke TPA Sarimukti di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB).“Sisanya,sebanyak 35% sampah belum terkelola. Sampah-sampah itu seperti yang terdapat di sungai atau berserakan di tempattempat lainnya,”katanya. Dia mengatakan, pihaknya memiliki keterbatasan sarana pendukung seperti truk pengangkut sampah berkapasitas 6 kubik yang hanya 22 unit dengan petugas kebersihan yang hanya berjumlah 75 orang. Hingga kini,Pemkot Cimahi berupaya merealisasikan proyek pembangunan TPA Mandiri di eks lahan TPA Leuwigajah. Pengelolaan sampah di TPA Mandiri itu akan menggunakan konsep pengelolahan sampah terpadu melalui pendekatan teknologi Intermediate Treatmeant Facility (ITF) yaitu pengelolahan sampah berbasis teknolgi yang ramah lingkungan dan mampu menghasilkan energi dari kandungan metan sampah. “Selama ini, pengelolaan sampah di Kota Cimahi cukup berat,mulai penarikan, pengumpulan, pengangkutan, hingga retribusi per ton sampah yang harus dibayarkan ke TPA Sarimukti. Cimahi membutuhkan TPA Mandiri,” kata Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Kesejahteraan, dan Infrastruktur, Didi Djamhir, belum lama ini. agung bakti sarasa Post Date : 11 Juni 2012 |