Sejak 38 truk pengangkut sampah yang beroperasi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ditarik Pemerintah Kabupaten Tangerang, Rabu (6/1), tumpukan sampah terlihat berserakan di jalan-jalan. Bahkan, tumpukan sampah menggunung terutama di dekat pasar. Tak ayal lagi, bau menyengat disertai banyaknya lalat yang beterbangan, membuat warga terganggu.
Bau sampah itulah yang membuat Sunarti (33), pedagang Pasar Ciputat, Kamis (7/1) pagi, menutup hidungnya. Sesekali tangan kirinya mengusir lalat yang hinggap di sayuran dagangannya seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kentang, dan tomat. ”Bau sampahnya enggak kuat, lalatnya banyak,” ujar Sunarti.
Dalam sepekan ini, sampah menumpuk di lahan pembuangan sementara (LPS) di pasar itu, tepat berada di belakang kios Sunarti. Tumpukan sampah yang sudah menggunung hingga hampir dua meter itu lebih tinggi dari batas belakang tembok kiosnya, yang hanya memiliki tinggi 50 sentimeter.
”Hari Selasa pagi, sampah sempat diangkut. Tetapi, hanya satu truk yang datang. Sampah yang diangkut pun hanya sedikit. Setelah itu, enggak ada lagi sampah yang diangkut,” katanya.
Sunarti, yang sudah 10 tahun menempati kios itu, mengatakan, dalam kondisi normal setiap hari empat sampai lima truk mengangkut sampah di pasar itu. LPS sampah biasanya bersih dari sampah.
Belakangan, sampah yang menumpuk berhari-hari itu mengakibatkan Sunarti harus bekerja keras menyingkirkan sampah agar tidak masuk ke dalam kiosnya.
Lima pedagang bahan kebutuhan pokok yang memiliki kios tepat di belakang LPS sampah itu mengalami nasib seperti Sunarti. Bahkan, Syarifudin, yang buka warung makan di samping LPS juga resah dengan sampah yang menumpuk berhari-hari.
”Bukan hanya bau busuk saja yang tercium, lalat masuk ke warung. Ada juga belatungnya yang menyebar ke jalanan karena sampah sudah berhari-hari dan busuk,” kata Syarifudin.
”Pembeli mulai berkurang. Mereka enggak mau datang ke sini karena enggak tahan dengan bau sampah,” ujar Sunarti. Kata Sunarti, ada 10 pelanggannya yang tidak datang beberapa hari ke kiosnya. ”Banyak pelanggan saya yang tidak mau makan lagi di sini. Banyak lalatnya, bau, dan di luar banyak belatung,” kata Syarifudin.
Akankah penderitaan pedagang ini berlanjut hingga mereka akhirnya kehilangan pelanggan? Penjabat Wali Kota Tangerang Selatan, Shaleh MT, dan jajarannya harus bertindak secepatnya. Upaya mengatasi persoalan sampah itu secara menyeluruh memang penting, tetapi mengatasi persoalan yang ada di depan mata tak kalah mendesak. (PINGKAN ELITA DUNDU)
Post Date : 10 Januari 2010
|