|
UNTUK menjadi mahasiswa berprestasi, bahkan juara di berbagai event liga mahasiswa, bukanlah semudah membalik telapak tangan. Untuk mencapai semua itu, butuh usaha keras dan perjuangan. Selain itu, banyak halangan dan rintangan yang mesti dilalui. Seperti halnya yang dialami Olansons Girsang beserta dua orang rekannya, Dodi Aryanto dan Nidaan Khafian, mahasiswa Universitas Indonesia, yang tampil sebagai juara I dalam lomba karya ilmiah bidang ilmu sosial dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XVII yang diadakan di kampus Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatra Barat, 12-15 Juli lalu. Dalam karya tulisnya, mereka mengambil topik Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat: Mewujudkan Masyarakat Madani yang Berwawasan Lingkungan (Sebuah Studi Kasus di Banjarsari, Cilandak Jakarta Selatan). Karya tulis itu pulalah yang mengantarkan mereka sebagai kampiun. Olansons menuturkan, untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah tersebut, mereka menghabiskan waktu selama lima bulan. ''Mulai Maret 2005, kami mesti bolak-balik ke Banjarsari untuk mewawancarai narasumber, ke perpustakaan, mencari data dan sebagainya,'' tegas mahasiswa program strata satu Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik UI ini. Apalagi, menurut Olansons, waktu itu kuliah sedang sibuk-sibuknya. Namun, karena harus menyelesaikan karya tulis, semua itu harus dilalui. ''Kalau sekarang ternyata kami menang, itu hasil kerja keras selama ini dan juga bimbingan dari dosen,'' katanya. Dalam karya tulisnya, Olansons dan rekan-rekan menulis tentang persoalan sampah yang begitu ruwet di Jakarta. ''Sampah merupakan ancaman tersendiri bagi kelangsungan hidup masyarakat. Jika tidak dikelola dengan baik, di setiap tempat akan terdapat tumpukan sampah. Tumpukan sampah itu tentu berbahaya karena bisa longsor setiap saat,'' katanya lagi. Menurut bungsu dari empat bersaudara ini, yang mesti dilakukan yakni dengan sistem memilah sampah sewaktu di rumah tangga terlebih dahulu. Sampah organik dan nonorganik mesti dipisah. ''Sedapat mungkin sampah organik diolah sendiri untuk dibuat pupuk kompos, seperti yang dilakukan Ibu Harini Bambang Wahono di Banjarsari. Jika setiap keluarga melakukan hal yang sama, tentu akan membantu penanggulangan masalah sampah di Jakarta, dan Indonesia pada umumnya.'' Jika Olansons dan kawan-kawan juara di bidang sosial, jawara untuk bidang ilmu alam diraih Vonni Meiriska dan kawan-kawan dari Universitas Negeri Padang. ''Saya berharap pihak kampus bisa membina dan memerhatikan mahasiswa. Misalnya dengan memberi beasiswa atau apalah,'' tegas Vonni mewakili rekan-rekannya. (Joni Syahputra/H-4) Post Date : 18 Juli 2005 |