"SAYA bukan ingin punya penghasilan tetap, tetapi bagaimana caranya supaya saya bisa tetap berpenghasilan."
Itulah yang memotivasi Mohammad Baedowy (36), wirausaha yang saat ini memiliki bisnis dengan omzet kurang lebih Rp 1,8 miliar per tahun dengan cara mengolah sampah plastik yang dikumpulkan dari tumpukan sampah. Bisnis tersebut dirintis Baedowy sejak tahun 2000 dengan minim pengetahuan dan pengalaman dalam mengolah sampah.
Padahal, saat itu, ia sudah menjadi seorang auditor di The Royal Bank of Scotland. Namun, lelaki kelahiran 2 Mei 1972 tersebut masih belum puas dan ingin berbuat lebih banyak untuk menghidupi keluarganya.
Oleh karena itu, dengan bermodal nekat, ia membeli satu mesin pencacah sampah. Sejak pukul 19.00 WIB, Baedowy dengan dibantu seorang karyawannya mulai mengumpulkan botol plastik dari lapak-lapak pemulung di wilayah sekitar rumahnya, yakni di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Tak puas, ia pun menjelajah hingga ke daerah Cikampek, bahkan tembus ke daerah Pulogadung, Jakarta Timur, demi mengumpulkan sampah plastik untuk dicacah.
Namun, awal "kariernya" sebagai pebisnis sampah plastik dengan bendera Majestic Buana Group ini tidak berjalan mulus. Mesin satu-satunya yang ia miliki kerap ngadat.
"Bahkan, sering kali saya tidak bisa berproduksi karena mesin rusak. Saat-saat itu merupakan momen yang berat bagi saya. Karena saya tidak punya pengetahuan apalagi kemampuan di bidang teknik membetulkan mesin yang saya miliki itu. Beberapa kali saya diusir dari pabrik atau pengusaha senior yang bergerak di bidang yang sama karena ingin minta diajari membetulkan mesin," ujar Baedowy dalam workshop integrasi konsep Extended Producer Responsibility (EPR) dalam implementasi recycle bank di Hotel Ardjuna, Bandung, baru-baru ini.
Saat ini, Baedowy sudah memiliki sekitar delapan puluh mitra binaan, mulai dari Aceh hingga Papua. Mitra binaan tersebut adalah mereka yang tertarik dengan bisnis pengolahan sampah dan membeli mesin buatan Baedowy.
"Mesin beli di saya, garansi selamanya. Nanti saya yang ajarkan cara mencacah sampah plastik menggunakan mesin tersebut. Nah, hasil cacahan sampah plastik tersebut kita beli untuk diolah lagi menjadi barang yang bisa dimanfaatkan kembali. Siapa yang tertarik bergabung, datang saja ke Bekasi," katanya mengajak.
Kerja keras Baedowy tidak sia-sia. Penghasilannya kini lebih dari Rp 1,8 miliar pertahun. Bukan hanya itu, ia juga telah membantu para pemulung dalam mencari nafkah dan menjaga lingkungan dengan mengolah sampah plastik yang sulit dikelola alam. Atas usahanya tersebut, ia menjadi juara I Pemuda Tingkat Nasional 2006 dan juara I Wirausaha Dji Sam Soe Award 2009. (Feby Syarifah/"PR")
Post Date : 30 Desember 2009
|