|
BANDUNG, (PR).Berkurangnya jumlah pedagang kaki lima (PKL) dan tidak adanya pasar Ramadan membuat volume sampah yang diangkut petugas PD Kebersihan berkurang drastis dan hanya bertambah sekira 850 m3. "Hasil pengangkutan sampah malam takbiran tidak bertambah signifikan dan hanya sekitar 850 m3. Itu mungkin karena jumlah PKL berkurang dan tidak ada pasar Ramadan," kata Kabag Humas dan Hukum PD Kebersihan, Sefrianus Yosef, Minggu (6/11). Kegiatan penanganan kebersihan pada malam takbiran dilaksanakan mulai pukul 21.00-5.00 WIB, dengan sasaran kegiatan kebersihan meliputi pusat kota, pusat keramaian, jalan-jalan protokol, lokasi berjualan PKL, pasar, dan tempat salat Idulfitri. Sampah hasil kegiatan operasional malam Idulfitri disimpan di TPS yang masih kosong atau di dalam truk yang diparkir di kantor cabang PD Kebersihan. Untuk wilayah Bandung Barat di Caringin, Bandung Tengah di Sekelimus dan Bandung Timur di Pasir Impun. Sampah itu baru diangkut ke Jelekong pukul 12.00 WIB tepat hari Lebaran. Pada malam takbiran, PD Kebersihan menerjunkan 918 pasukan kuning, termasuk 670 penyapu jalan dan pasar. Selain itu, mereka juga mengerahkan sebanyak 69 dari 77 unit truk sampah yang dimilikinya, termasuk 8 truk khusus untuk mengangkut sampah dan barang-barang hasil penertiban PKL di tujuh titik. Penumpukan di TPS Yosef juga meminta masyarakat memaklumi jika sempat terjadi penumpukan sampah di beberapa TPS setelah H+3 Lebaran. Hal itu terjadi karena petugas bergiliran libur mulai H+3 untuk mudik Lebaran dan bersilaturahmi bersama keluarganya."Di beberapa TPS memang mulai ada penumpukan seperti di Ujungberung dan mungkin beberapa kawasan Bandung Barat," ujarnya. Ia meminta masyarakat memaklumi karena penumpukan itu hanya akan terjadi selama beberapa hari selama dilakukannya giliran libur petugas pengangkut dan sopir. Menurutnya, para petugas pengangkut sampah itu pun berhak mendapatkan libur. "Wajar saja, mereka kan ingin berkumpul dan bersilaturahmi bersama keluarganya. Apalagi mereka kan kumpulnya tidak bisa pas hari H tapi baru pada H+3 karena sampai H+2 mereka masih ada yang ngangkut," kata Yosef. Sementara itu Enan (47), seorang petugas penyapu jalan, mengaku sudah mendapatkan tugas pada malam takbiran sejak 25 tahun lalu. Tugas itu sering kali dilakoninya hingga setelah waktu salat Ied. "Saya jarang ikut salat Id karena biasanya jam segitu masih harus nyapu jalan. Apalagi waktu dulu masih banyak PKL di alun-alun," ujarnya. (A-131) Post Date : 08 November 2005 |