|
Denpasar, Kompas - Pulau Serangan, Denpasar, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pusat wisata konservasi alam utama di Bali. Namun, banyak hal yang masih perlu dibenahi terutama masalah buruknya penanganan sampah. Potensi yang dimiliki Pulau Serangan itu antara lain adanya wadah konservasi, seperti Pusat Konservasi dan Pendidikan Penyu dan pusat penanaman terumbu karang yang dilakukan kelompok nelayan Karya Segara. Ketua kelompok nelayan Karya Segara, I Wayan Patut, bahkan pernah mendapat kalpataru kategori penyelamat lingkungan pada tahun 2011 ini. Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Jumat (25/11), di Denpasar, mengatakan, potensi ini dapat dikembangkan melalui acara Pesona Pulau Serangan pada 25-27 November 2011. Acara ini lebih banyak diisi berbagai kegiatan konservasi, seperti melepas tukik (anak penyu), menanam terumbu karang, dan menanam mangrove. ”Saya perlu mengingatkan bahwa konservasi tak hanya masalah penyu, tapi juga sampah,” kata Ida Bagus Rai. Pulau Serangan terletak di sebelah selatan Kota Denpasar, Bali. Saat ini, pulau kecil tersebut dihuni sebanyak 800 keluarga yang terdiri dari sekitar 4.000 jiwa, yang mayoritas bekerja sebagai nelayan. Pulau ini mudah dijangkau melalui jalan darat karena tersedia jembatan. Jarak dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Kuta, Kabupaten Badung, menuju Pulau Serangan sekitar 18 kilometer dan dapat ditempuh selama sekitar 30 menit. Dari pengamatan Kompas, di beberapa tempat di Pulau Serangan masih dijumpai sampah yang berserakan. Sampah itu terutama berupa plastik, bekas kemasan makanan, atau bekas bungkus rokok. Sampah itu juga sering terlihat di antara tanaman bakau di tepi pulau tersebut. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Serangan, Wayan Bagi, mengakui warga belum cukup sadar memperhatikan kebersihan. ”Itu menjadi kendala bagi kami, tapi kami terus berusaha mengatasinya,” katanya. Wayan Patut juga mengatakan bahwa penanganan sampah yang baik dan pembangunan infrastruktur perlu dilakukan untuk mengembangkan Pulau Serangan. “Jika bersih dan infrastruktur baik, wisatawan akan datang lebih banyak lagi,” katanya. Menurut Patut, saat ini jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Serangan sebanyak 600 orang per bulan, dan sebagian besar di antaranya merupakan wisatawan dari China. Namun, Patut menilai jumlah itu masih sedikit dan seharusnya pengunjung minimal berkisar 1.000-1.500 orang per bulan. (DEN) Post Date : 26 November 2011 |