KULONPROGO - Sampah jadi persoalan tak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di daerah. Tiap hari, jutaan ton sampah harus dibuang. Namun tak semua wilayah punya tempat pembuangan sampah sehingga banyak orang yang membuang sembarangan, di sungai, kebun, dan pekarangan.
Untuk Yogyakarta dan sekitarnya, sampah juga jadi masalah pelik. Bukan hanya dari masyarakat tapi juga mereka yang berkunjung saat liburan. Bahkan sudah beberapa waktu terakhir ini kunjungan tak cuma di hari libur tapi setiap hari pasti ada kunjungan wisatawan.
Melihat kondisi demikian, Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL) menyatakan siap investasi dalam pengelolaan sampah. Lembaga itu berencana memusatkan tempat pembuangan akhir (TPA) di Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo.
”Pembicaraan dengan pemerintah sudah kami lakukan dan tak lama lagi akan segera dibuat industri pengolahan sampah. Kelak sampah tak hanya dibuang begitu saja sehingga mencemari lingkungan. Ada upaya-upaya tertentu untuk mengolahnya menjadi pupuk organik dan briket,” ujar Direktur Eksekutif YBUL, Agus Widianto, kemarin. Tanpa Bau Dia menjelaskan, di TPA nanti tak akan tercium bau tak sedap. Sebab pihaknya menggunakan teknologi Jerman untuk mengolah sampah. Mesin pengolah mampu menerima 200 ton sampah setiap hari yang langsung diolah menjadi pupuk dan briket. Penduduk rencananya dilibatkan dalam pemilahan antara sampah organik dan nonorganik.
Bupati Kulonprogo Toyo S Dipo menyambut baik gagasan pengolahan sampah tersebut. Dia berharap kerja sama segera dilakukan agar pembangunan pengolah sampah cepat terealisasi.
Pengolahan sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat sangat jarang dilakukan. Dengan unit pengolahan sampah, masyarakat bisa belajar hidup sehat dengan memisah dan membuang sampah pada tempatnya. (D19-72)
Post Date : 12 Agustus 2009
|