MEMASUKI kawasan Kelurahan Karang Anyar,kesan yang tertangkap adalah sebuah permukiman yang bersih dan asri. Di daerah itu sangat sulit menemukan sampah yang berserakan di pinggir jalan. Bagi warga Karang Anyar,sampah adalah “sahabat” yang selalu dicari.Dari sampah,mereka dapat menghasilkan uang.Sampah yang sehari-hari menimbulkan masalah bagi banyak orang,justru menjadi berkah bagi warga kelurahan yang sudah berkali-kali mendapat penghargaan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar ini.
Samsidar adalah salah satu di antara puluhan ibu rumah tangga di Karang Anyar yang menikmati berkah sampah itu. Perempuan berjilbab ini setiap hari mendaur ulang sampah dan mengubahnya menjadi berbagai aneka kerajinan tangan.Kerajinan yang cantik dan menarik itu kemudian dijual kepada orang yang berminat. Sampah yang diolah warga karang Anyar itu umum ditemui sehari- hari. Misalnya sampah pembungkus mi instan, pembungkus kopi sachet, dan pembungkus cairan pewangi pakaian. Sejak tiga tahun terakhir,warga Karang Anyar sudah mendapatkan keuntungan ekonomis kegiatan mendaur ulang sampah itu.Namun, disadari atau tidak,apa yang dilakukan itu sudah memberi kontribusi yang besar pada penyelamatan lingkungan.
Kartini,Ketua Kelompok Kerja Kelurahan Karang Anyar, mengatakan, ibu rumah tangga yang bekerja mendaur ulang sampah jumlahnya ratusan orang. Mereka tergabung dalam delapan dasawisma. Setiap dasawisma terdiri atas 20 kepala keluarga.Barang produksi mereka dipajang di koperasi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Adystya. KSM itu juga dikelola warga. “Karena banyaknya warga yang bekerja mendaur ulang sampah, sekarang kami kekurangan bahan baku. Sekarang kami lebih banyak membeli sampah dari pemulung,” tuturnya. Salah satu kreativitas unik warga Karang Anyar adalah membuat bank sampah di beberapa tempat di tengah permukiman.Sekilas bank sampah itu mirip bak sampah biasa.
Namun, bank sampah ini hanya menampung sampah plastik dan koran bekas. Bank sampah itu terdiri atas tiga petak. Masing-masing petak diberi tulisan, yakni koran bekas, gelas plastik,dan botol plastik.Itu berfungsi sebagai petunjuk agar sampah yang dibuang tidak bercampur aduk. Setiap hari ada warga yang mengumpulkan sampah-sampah plastik dari bank sampah itu. “Kami senang bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari pekerjaan ini. Lebih dari itu, lingkungan kami menjadi sehat dan asri karena bebas dari sampah,”ungkapnya. Dia pertama kali mengenal daur ulang sampah ketika mengikuti pelatihan di Surabaya pada 2007 lalu. Dia beserta beberapa warga Karang Anyar lainnya difasilitasi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Sulawesi, Maluku,Papua. Dampak kreativitas warga itu, setiap pekan pejabat Pemkot Makassar mendatangi tempat itu.
Sejumlah pejabat daerah dari provinsi lain juga kerap melakukan studi banding. Selain melihat kerajinan tangan dari sampah, tamu tersebut juga berdiskusi tentang cara mengelola lingkungan yang sehat dan bersih. Salah satu tamu yang bertandang baru-baru ini adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Agum Gumelar.“Saat ini kami mengerjakan pesanan dari Ibu Linda. Dia memesan tas kepit dan tempat pensil. Semuanya berbahan baku koran bekas,”tandas Kartini. (bakti m munir/bersambung)
Post Date : 05 Juni 2010
|