KARAWANG, (PR).- Akibat belum dioperasikannya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwisisir di Desa Cipayung Kec. Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, sampah sisa banjir dibuang ke TPA Jalupang, Kecamatan Kotabaru, Kab. Karawang yang sudah melebihi kapasitas.
Tumpukan sampah sisa banjir yang diangkut sejak pekan lalu, kini telah menggunung. Kondisi tersebut dikhawatirkan bisa menyebabkan longsor.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, hingga Minggu (11/4), 1.600 meter kubik tumpukan sampah sisa banjir telah memenuhi TPA Jalupang. Pembuangan yang terus dipaksakan disebabkan tidak adanya lokasi lain yang dapat dijadikan tempat pembuangan sampah yang memadai. "Ketinggian tumpukan sampah sudah mencapai sekitar tujuh meter," kata Wadi, salah seorang pekerja di TPA Jalupang, Minggu (10/4).
Menurut dia, pasokan sampah ke TPA Jalupang meningkat 80 persen setelah banjir berakhir. Pengangkutan oleh truk sampah pun tidak berhenti selama 24 jam. Dengan begitu, TPA Jalupang sudah tidak memadai lagi kapasitasnya. "Namun, terus dipaksakan karena TPA Leuwisisir belum dioperasikan," ucap dia.
Sementara itu, menurut Kabid Pertamanan dan Kebersihan Dinas Cipta Karya Kab. Karawang, Poltak Lumbantoruan, volume sampah yang mengalami peningkatkan diprediksi dapat dinormalkan kembali pada pertengahan April ini. " Kami mempunyai 37 armada sampah yang mengangkut 420 meter kubik setiap harinya," ujarnya.
Ia menjelaskan, jarak TPA Jalupang yang cukup jauh dengan titik-titik tumpukan sampah, memaksa operator alat berat bekerja hingga larut malam. Kondisi TPA yang sudah sangat padat menyebabkan operator bekerja ekstra hati-hati untuk menghindari bahaya longsor.
Pembangunan TPA Leuwisisir sempat memicu protes dari warga Desa Cipayung Kec. Cikarang Timur, Kab. Bekasi. Mereka menganggap pengoperasian TPA di wilayah tersebut malah akan menimbulkan banjir. (A-153)
Post Date : 12 April 2010
|