|
SOLO (SINDO) Volume sampah di Solo dari hari ke hari terus mengalami peningkatan. Hingga saat ini, tiap hari Kota Solo menghasilkan sampah sebanyak 260 ton. Sampah sebanyak itu terdiri baik sampah organik maupun sampah non organik. Untuk antisipasi, pemkot menggagas sebuah pabrik pengolah sampah terpadu. Sebanyak delapan investor menyatakan tertarik untuk menggarap pabrik tersebut. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo Ponco Wibowo menjelaskan, pihaknya saat ini merencanakan pembangunan pabrik pengolahan sampah terpadu di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres. Saat ini sedang dilakukan studi kelayakan. Proyek itu senilai Rp110 miliar dan jika terealisasi diyakini akan menjadi solusi masalah sampah di Solo. Untuk merealisasikan proyek itu, Pemkot Solo sudah membentuk tim teknis meliputi Bapeda,DTK,Kantor Lingkungan Hidup,DPU,dan DKP, terang Ponco, kemarin. Keberadaan tim teknis itu,ujar Ponco, melakukan kajian terkait realisasi proyek termasuk didalamnya melakukan study kelayakan. Selain itu, tim teknis juga menjalin kerja sama dengan daerah sekitar Solo. Seperti Sukoharjo, Klaten,Boyolali,Wonogiri, Karanganyar, serta Sragen. Menurut Ponco untuk proyek pembangunan pabrik pengolah sampah itu, lahan yang dibutuhkan seluas 2 hektar. Lahan yang disiapkan di TPA Putri Cempo di Mojosongo, Jebres.Tentang bahan baku sampah sendiri, kapasitas pabrik pengolah sampah itu mencapai 220 ton per hari. Untuk memenuhi kebutuhan sampah itu,Pemkot Solo berencana menjalin kerja sama dengan daerah lain. Kalau hanya Solo sendiri, sampah yang ada belum cukup sehingga butuh pasokan sampah dari daerah lain,terang dia. Selama ini, volume sampah di Kota Solo mencapai 260 ton sampah berbagai jenis tiap hari.Jika dipilah-pilah,jumlah untuk sampah organik masih kurang. Pasalnya, pabrik pengolah sampah itu butuh 400 ton sampah per hari. Dari 400 ton sampah itu, jika sudah dipilah akan menghasilkan sekitar 220 ton sampah organik seperti kebutuhan. Sementara itu,Ketua Komisi IV DPRD Solo Satryo Hadinagoro mengatakan, masalah sampah menjadi masalah yang serius bagi Solo. Gara-gara sampah, tahun 2007 ini Solo gagal meraih Adipura. Sehingga, ke depan masalah sampah harus jadi perhatian serius. Kami melihat tahun ini Pemkot Solo menggenjot tamanisasi tapi melupakan masalah sampah,jelasnya. (sumarno) Post Date : 24 Juli 2007 |