|
REMBANG - Volume sampah di Rembang yang baru tertangani oleh Kantor Kebersihan dan Pertamanan (KKP) Kabupaten Rembang setiap hari hanya 200 m3 dari total produksi 1.500 m3/hari. Jadi, setiap hari jumlah sampah yang belum bisa diangkut menuju tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) di Desa Landoh Kecamatan Sulang mencapai 1.300 m3. Kepala KKP Ir Abdul Nasir mengatakan, 200 m3 sampah tersebut berasal dari Kecamatan Kota Rembang, Sulang, Pamotan, Lasem, dan Pasar Kragan. "Setelah dikumpulkan di TPAS Desa Landoh, kemudian kami kelola secara terpadu sehingga sampah tersebut tidak akan menganggu lingkungan sekitarnya," ucapnya. Dia juga mengatakan, untuk menanggulangi sampah yang belum bisa diangkut ke TPAS itu, pihaknya pada tahun ini mengajukan usulan pembangunan dua TPAS lagi. Tentang lokasi dua TPAS baru tersebut, dia mengatakan masih mencari. "Namun kami perkirakan untuk Rembang bagian timur, TPAS akan berada di wilayah Kecamatan Kragan, sedangkan wilayah Rembang bagian tengah kami perkirakan di sekitar wilayah Kecamatan Pancur." Penambahan Kontainer Selain mengajukan pembangunan dua TPAS baru, Nasir juga menyatakan pada 2006 ini pihaknya berencana menambah kontainer pengangkut sampah berupa lima unit amrol (kontainer sampah), tiga buldoser, dan tiga begu. "Dengan penambahan kontainer tersebut kami berharap akan bisa lebih melakukan efisiensi. Sebab selama ini semua sampah dibawa langsung ke TPAS Landoh, Sulang yang cukup jauh dari wilayah Kecamatan Kragan, Pancur, bahkan Sarang," tegasnya. Dia mengatakan, minimnya pengangkutan sampah dari wilayah timur Rembang itu mengakibatkan angka penderita diare meningkat. Dia menjelaskan, di Kecamatan Sarang misalnya, akibat kurangnya pengangkutan sampah, masyarakat membuang sampah di sembarang tempat, bahkan di laut. "Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten. Selain itu, DKK juga sepakat perlu segera membangun TPAS di wilayah timur Rembang untuk mengurangi angka penderita diare di wilayah itu," paparnya. (moe-17n) Post Date : 11 Januari 2006 |