|
Tangerang, Kompas - Sampah yang dihasilkan warga permukiman-permukiman di perbatasan Jakarta dan Tangerang menumpuk di beberapa lokasi dan menimbulkan pemandangan tidak sedap. Timbunan sampah yang tidak terurus juga ada yang mencemari sungai dan menciptakan bau yang menyengat. Pengamatan Kompas, Minggu (6/5), menunjukkan, mulai dari Kecamatan Pondok Betung, Jurangmangu, sampai Pondok Aren, di Kabupaten Tangerang, setidaknya terdapat dua tempat pembuangan sementara (TPS) liar. Sampah di dua TPS liar itu hampir tidak pernah diangkut petugas kebersihan. Di Jurangmangu, sampah-sampah dibuang masyarakat di sebuah tebing sungai yang curam. Tumpukan sampah tebal sudah memenuhi dinding tebing, dari atas sampai badan sungai. Akibatnya, air sungai tercemar. Selain itu, warga sekitar TPS liar terganggu bau busuk. "Sampah tertimbun di sini sudah lebih dari 10 tahun lalu. Karena tidak ada TPS yang resmi di dekat sini, warga terus membuang sampah di sini," kata Ridwan, warga Jurangmangu. Menurut Ridwan, sampah terus menumpuk karena tidak ada petugas yang mengangkut. Warga juga takut membakarnya karena akan merambat ke beberapa tempat. Selain warga sekitar, banyak warga dari tempat lain juga yang membuang sampah di lokasi itu. Dengan menggunakan sepeda motor atau mobil, mereka melemparkan sampah yang sudah dimasukkan dalam kantong plastik ke tebing itu. Timbunan sampah juga terlihat di Pondok Betung. "Jika tidak membuang sampah di TPS liar, kami biasanya membakar sampah-sampah itu. Asapnya memang sering mengganggu pernapasan, tetapi mau bagaimana lagi? Sampah memang selalu ada setiap hari," kata Dahlia, warga Pondok Betung. Asap akibat pembakaran sampah sering mengganggu para pengendara di ruas utama Pondok Betung sampai Pondok Aren. Namun, penduduk tetap membakar sampah karena tidak ada tempat pembuangan sampah resmi. Kondisi yang hampir sama juga terjadi di Serua. TPS liar juga muncul karena tidak ada TPS resmi. Pembakaran sampah juga muncul di banyak lokasi. "Pemerintah hanya memikirkan layanan angkutan sampah bagi warga di perumahan besar. Warga di kampung sekitar perumahan justru terlupakan," kata Rokhim, warga Serua. Tidak menampung Di Pamulang hanya terdapat satu TPS resmi di antara supermarket Hero dan Superindo. Meski diangkut setiap hari, bak penampungan sampah tetap tidak mampu menampung semua sampah dari puluhan perumahan sehingga sering berceceran ke sekitarnya. Jumlah gerobak sampah yang membawa sampah dari perumahan ke lokasi TPS juga terbatas sehingga masih ada perumahan yang belum terlayani jasa angkutan sampah. Di Ciputat, keterbatasan angkutan sampah dari perumahan menyebabkan warga banyak yang meletakkan sampah di separator, di tengah jalan. Sampah biasanya diangkut Dinas Kebersihan Tangerang pagi dan sore, tetapi selalu ada yang terlewati. (ECA) Post Date : 07 Mei 2007 |