|
JAKARTA -- Jika dibiarkan berlarut, sampah di muara sungai di Pelabuhan Tanjung Priok bisa jadi menggunung. Pasalnya, empat sungai yang mengalir masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok setiap harinya membawa 74 meter kubik sampah. Akibatnya, selain membuat pelabuhan internasional itu kotor. Sampah seringkali mengganggu jalannya kapal yang lalu lalang, karena menyangkut di baling-baling kapal. Sampah rumah tangga mengalir dari Kali Lagoa, Kali Kresek, dan Kali Japat mengotori areal perairan Pelabuhan Tanjung Priok. Setiap harinya, pihak PT Pelindo II mengangkut 29 meter kubik sampah di areal pelabuhan. Selain itu, sampah rumah tangga yang ada di Kali Kresek sebanyak 45 meter kubik. Sehingga, jumlah total sampah yang diangkut setiap harinya sebanyak 74 meter kubik. Di bagian barat pelabuhan, sampah dari Kali Kresek menyebar di pelabuhan minyak tepatnya di sisi dermaga Bogasari I dan dermaga Pertamina. ''Yang paling parah, waktu hujan. Kolam pelabuhan seluas 424 hektare kotor dan berwarna hitam pekat,'' kata Asisten Manager Pelayanan Pelanggan dan Humas, Hambar Wiyadi, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/9). Meski dua kapal penangkap sampah dan delapan perahu sudah dikerahkan untuk membersihkan areal pelabuhan, tapi sayangnya sampah rumah tangga seperti plastik, ban, dan kasur masuk mengaliri areal pelabuhan. Antisipasi yang dilakukan oleh Pelindo II yakni dengan cara memasang jaring yang terbuat dari bambu di Kali Japat. Bahkan, jaring permanen yang terbuat dari besi sudah dipasang di Kali Lagoa dan Kali Kresek. Sampah di Kali Japat di Jl RE Martadinata mengalir ke Pelabuhan Nusantara I dan Pelabuhan Nusantara II yang berada di bagian barat pelabuhan. Sedangkan muara Kali Lagoa berada di areal Jakarta International Container Terminal (JICT). Sampah rumah tangga di muara kali ini memenuhi gorong-gorong di bawah areal JICT. Sampah ini kemudian mengalir ke kolam pelabuhan yang ada di bagian tengah Pelabuhan Tanjung Priok. Dua ekskavator atau alat pengeruk sampah juga diturunkan setiap harinya. Pihak pemda DKI Jakarta juga sudah membersihkan tumpukan sampah. Tapi karena volume sampah setiap harinya lebih banyak dari kemampuan petrugas menangkut samapah, akhirnya areal pelabuhan tetap . ''Kapal pandu kita juga pernah terbelit ban. Karena itulah, kami mengimbau warga pinggiran kali untuk tidak membuang sampah ke kali,'' kata Hambar. Dari pemantauan di lapangan, di muara Kali Kresek, Rabu (7/9) terlihat tumpukan sampah di samping pos polisi Bogasari. Sebuah beko terlihat mengeruk sampah dari kali selebar 15 meter. Sampah rumah tangga itu tersangkut di jaring-jaring yang terbuat dari besi.(c38 ) Post Date : 08 September 2005 |