Sampah di Pasar Tradisional Dipilah dan Didaur Ulang

Sumber:Kompas - 15 November 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Yogyakarta, Kompas - Sampah organik dan anorganik yang menumpuk di pasar-pasar tradisional Kota Yogyakarta, mulai awal 2009, akan dipilah dan selanjutnya didaur ulang. Sampah organik akan diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik tetap dijual ke pengepul. Pengambilan sampah akan dipercepat sehingga tidak ada penumpukan sampah di pasar. Kami akan menyediakan dua tempat sampah untuk sampah organik dan anorganik, kata Ahmad Fadli, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta, Jumat (14/11). Sebanyak 31 pasar tradisional di Kota Yogyakarta setiap hari menghasilkan 150 meter kubik sampah. Dari volume itu, 70 persen merupakan sampah organik, misalnya dari buah dan sayuran busuk. Sisanya adalah sampah anorganik, seperti plastik. Untuk mewujudkan rencana tersebut, pada Januari 2009, Pasar Giwangan dan Pasar Lempuyangan akan dijadikan pilot project. Di kedua pasar tersebut akan disediakan dua jenis tempat sampah.

Selanjutnya, tempat pembuangan sampah sementara (TPS) pasar ditutup atau dibongkar. Selama ini, TPS menjadi sumber bau busuk dan mengotori pasar. Dengan demikian, diharapkan wajah pasar tradisional akan jauh lebih menarik. Sehingga, kalau nanti masuk ke pasar tradisional, tidak lagi disambut bau busuk, kotor, dan becek, ujarnya. Penghijauan Untuk membenahi pasar tradisional, pihaknya juga bakal mencanangkan penghijauan. Ini dilakukan dengan menanam aneka pohon, bunga, dan tanaman merambat di area pasar. Bahkan, di masa depan, tak menutup kemungkinan dibangun area untuk ajang berkumpul. Penarikan retribusi juga akan dibenahi. Nantinya pedagang tidak membayar secara harian, namun bisa seminggu bahkan sebulan sekali. Pasar tradisional jangan sampai ditinggalkan masyarakat karena kalah bersaing dengan pasar modern, ujarnya. Dari sisi masyarakat, mereka berpendapat bahwa sudah saatnya pasar tradisional berbenah. Nita (36), ibu rumah tangga warga Gondokusuman, mengatakan, ia memang lebih suka berbelanja ke supermarket karena tempatnya lebih bersih, nyaman, dan aman. Sebenarnya, kalau pasar tradisional bisa terwujud bersih dan tidak bau, saya dengan senang hati datang. Kalau tempatnya bau, becek, kotor, dan penataan barangnya asal-asalan, urusan berbelanja menjadi tidak menyenangkan. Sumpek rasanya, tuturnya. (RWN/PRA)



Post Date : 15 November 2008