|
PANDAAN - Pandaan boleh saja sedang menata diri menuju kota berbasis perdagangan dan pariwisata. Namun, persoalan lingkungan jangan diabaikan. Problem yang dialami masyarakat Pandaan saat ini adalah sampah. Baik di pasar maupun daerah pemukiman. Bahkan, sampah yang ada di pasar sampai mengeluarkan bau tak sedap. "Ini masih kemarau sudah seperti ini. Bagaimana kalau sampai musim hujan," cetus Ahmad, salah satu warga yang kebetulan mangkal di Pasar. Bau busuk dari sampah pasar cukup menyengat. Meski beberapa kali ada warga yang membakarnya di pinggir jalan raya. Selain bau, sampah pasar juga mengendap di selokan. Akibatnya, drainase tersumbat dan air tidak mengalir. Selain di sepanjang daerah aliran pasar, sampah juga banyak dijumpai di sungai-sungai dekat pemukiman penduduk. Seperti di sungai Dusun Turus, daerah Plumbon Kelurahan Pandaan dan Dusun Wringin Anom, Kelurahan Jogosari. Saking banyaknya sampah di sungai itu, air yang mengalir jadi menghitam. Padahal, aliran air ini menuju dua ruas, yakni bisa mengalir di wilayah Kutorejo, Kebonwaris hingga Baujeng, Beji. Dan aliran satunya sampai ke wilayah Tanggul dan Beji. "Dulu, air di sini bisa untuk mandi. Tapi, sekarang, untuk memandikan ayam atau hewan ternak saja, saya rasanya takut," ujar Yanto, warga sekitar. Sosialiasi untuk tidak membuang sampah di sungai sudah dilakukan dinas terkait dan kecamatan. Hal itu bisa dilihat dari papan imbauan agar tidak membuang sampah di sungai. Bahkan, ada dua papan imbauan. Satu berukuran sedang, satunya besar. Namun, tetap saja, masyarakat tidak menggubris papan imbauan itu. "Kami sendiri sampai harus bertengkar dengan warga yang membuang sampah di sini. Tapi, semakin dilarang, mereka tetap saja membuang sampah saat kita lengah," terang Cak Mad, tukang ojek yang biasa mangkal di atas jembatan Turus ini. Beberapa saat kemudian, Radar Bromo sendiri melihat warga yang membuang sampah di sungai. Namun, ada juga yang mengambil airnya. "Kami hanya ingin menyiram bunga saja. Air kotor seperti ini nggak mungkin buat mandi?" terang salah satu warga yang mencoba mengambil air di kubangan sampah sungai itu. Hal ini sempat memantik keprihatinan dari Son Takdir Auladi. Pemerhati sosial asal Pandaan ini menilai pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan. "Pemerintah juga harus tegas dalam membuat perda soal kelestarian lingkungan. Ini masih musim kemarau. Kalau hujan, tentu akan menjadi masalah besar bagi penduduk," tegas Son, kemarin. Sementara itu, Camat Pandaan Bambang S., saat dikonfrmasi terpisah menyatakan sudah memberikan banyak solusi. "Untuk daerah jembatan Turus itu memang pemukiman padat. Masyarakatnya juga kurang mampu. Kita sudah berikan solusi agar ada motor pengangkut seperti yang dilakukan Batu Mas atau Candra Asri, tapi tetap saja tidak jalan," tegasnya. Selain itu, kesulitan yang dialami pemerintah kecamatan adalah soal lahan dan kesadaran warga luar Pandaan. "Kadang saya menjumpai ada warga luar daerah yang membuang sampah dekat pasar. Itu sudah saya tegur. Tapi, tetap saja masih banyak yang membuang. Jadi, itu bukan dilakukan orang pasar. Kalau orang pasar sudah punya kebersihan di lingkungan pasar sendiri," cetus Bambang. (day) Post Date : 20 Agustus 2008 |