|
DEPOK -- Onggokan sampah terus memenuhi Kali Ciliwung, Depo, kemarin (28/12). Padahal, selama musim hujan ini ketinggian air Kali Ciliwung dalam kondisi normal. Menurut Marsan (45 tahun), penjaga Pos Pengamatan Kali Ciliwung di wilayah Depok, sampah tersebut terbawa arus hingga menumpuk di tiang Jembatan Panus yang baru dan lama. ''Untuk di Jembatan Panus, kita bersihkan biasanya sebulan sekali atau dua bulan sekali. Karena setiap kali dibersihkan, pasti sampah-sampah itu akan kembali menumpuk di tempat yang sama,'' ujarnya, kemarin. Dari pantauan Republika, jenis sampah itu terdiri dari bambu, botol, kardus, gabus, plastik dan sebagainya. Mengenai ketinggian air Sungai Ciliwung, menurut Marsan, sampai saat ini masih dalam batas normal. ''Ketinggian air masih di bawah 100 cm,'' tambahnya. Kata dia, pada 10 Desember lalu, ketinggian air Kungai Ciliwung sempat mencapai sekitar 200 cm. ''Tapi Cuma sehari aja, besoknya sudah dibawah 200 cm,'' ujarnya. Ketinggian air tersebut, lanjutnya, dipengaruhi oleh tingginya curah hujan di wilayah Bogor dan Depok. Menurut Maasan, pada musim penghujan ini dirinya selalu memberikan laporan ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta terkait ketinggian air Kali Ciliwung. ''Setiap dua jam sekali saya lapor ke pusat. Sebab mereka perlu mengetahui kondisi Kali Ciliwung di Depok,'' katanya. Dia juga mengakui, setiap kali curah hujan tinggi, warga kerap menelepon ke pos jaga di Depok dengan nomor (021) 7701484. ''Warga ingin mengetahui kondisi ketinggian Kali Ciliwung. Kalau pada hari biasa rata-rata telepon yang masuk antara 10-30 kali setiap hari. Ketika terjadi banjir di Jakarta, telepon masuk bisa sampai 138 kali dalam sehari,'' ujarnya. Untuk status siaga, tambah Marsan, dipantau berdasarkan ketinggian air. Jika ketinggian air di bawah 200 cm artinya normal, sedangkan 200 cm sampai 270 cm Siaga III. Sementara ketinggian 270 cm-350 cm Siaga II, dan 350 cm ke atas Siaga I.( c43 ) Post Date : 29 Desember 2005 |