|
MAKASSAR – Persoalan penanganan sampah dan drainase dituding sebagai biang gagalnya Kota Makassar meraih Piala Adipura 2012.Tumpukan sampah yang tidak terangkut di permukiman warga dan menyumbat drainase, mengurangi poin penilaian dalam upaya kota berpenduduk 1,3 juta jiwa ini meraih Adipura. Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin yang dikonfirmasi tidak menampik hal tersebut. Menurutnya, masalah persampahan dan drainase masih menjadi persoalan klasik yang belum bisa ditangani hingga saat ini karena terbentur keterbatasan anggaran. Disisi lain kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, masih rendah. ”Drainase ini yang selalu bersoal di Makassar karena belum tertutup,sehingga sampah gampang masuk. Ini juga menarik perhatian tim penilai.Kesadaran masyarakat juga masih rendah. Kalau masyarakat sudah sadar,sangat mudah kita raih Adipura,” katanya di Makassar, kemarin. Menurut Ilham,APBD Kota Makassar sangat terbatas untuk menangani panjang drainase di Makassar yang mencapai 3.000 kilometer (km). Anggaran drainase di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar pada APBD 2012 hanya Rp3,2 miliar.Sebanyak Rp2 miliar untuk pembangunan dan selebihnya untuk pemeliharaan drainase di 33 titik. Demikian juga dengan tenaga kebersihan yang dimiliki Kota Makassar disebut masih terbatas. Ilham mengemukakan, saat ini dibutuhkan tukang sapu yang bertugas bukan hanya pada pagi hari tetapi juga pada malam hari. “Hanya satu kali penyapuan. Kita pikirkan dua kali. Konsekuensinya pada biaya,” ucapnya. Sedangkan armada untuk mengangkut produksi sampah Makassar yang mencapai 500 ton per hari juga masih sangat kurang. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Makassar hanya memiliki, kontainer sampah 201 unit, truk sampah 136 unit, motor tiga roda 11 unit. Gagalnya Makassar merebut Piala Adipura tahun ini menimbulkan kekecawaan bagi Ilham. Sebab disisi lain Makassar memiliki teknologi penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa yang diklaim terbaik di Indonesia.Teknologi Gikoko dari Jepang ini hanya ada di Pontianak, Palembang, dan Depok. “Disini yang paling bagus karena sudah menghasilkan tenaga listrik.Pabrik ini mampu mengelola 229-250 meter kubik sampah per jam dengan metan 54 persen dengan menghasilkan energi listrik 120.000 Watt per hari,” kata Penanggungjawab Gikoko TPA Tamangapa Medi N. Sekadar diketahui, Kota Makassar pernah meraih Piala Adipura tiga tahun berturutturut yakni pada 1995. Terakhir, lambang supremasi bidang kebersihan dan penataan kota di Indonesia diraih Kota Angingmammiri pada 2007 lalu pada era peemrintahan Wali Kota Malik B Masry.Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Makassar Muhammad Kasim mengatakan, terdapat empat sekolah di Makassar mendapat penghargaan nasional 2012 dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sebagai Sekolah Berwawasan Lingkungan (SBL). Empat sekolah tersebut yakni, SMP Athirah, SMP Negeri 8, SMP Negeri 17, dan SD Maccini.Bahkan,SMP Athirah mendapat penghargaan Adiwiyata Mandiri karena sudah tiga tahun berturut-turut sebagai SBL. supyan umar Post Date : 05 Juni 2012 |