Sampah Berpotensi Besar Jadi Sumber Energi

Sumber:Suara Merdeka - 22 Mei 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BOSTON - Keterbatasan cadangan sumber minyak bumi memaksa banyak pihak memikirkan berbagai kemungkinan energi alternatif. Gagasan terbaru muncul Rabu kemarin dari General Electric (GE). Perusahaan Amerika Serikat itu kini sedang menggarap sejenis kimia modern untuk mengubah sampah menjadi tenaga listrik.

GE berupaya mengadaptasi teknologi gasifikasi. Teknologi gasifikasi adalah teknologi yang dipakainya untuk membakar batu bara secara lebih jernih. GE ingin memanfaatkan teknologi itu untuk mengubah sampah perkotaan menjadi gas bakar yang relatif bersih.

Bahan padat dari sampah dipanaskan hingga temperatur 1.400 derajat Celcius sehingga material tersebut berubah menjadi senyawa gas. Gas itu kemudian dikonversi menjadi bahan bakar sintetis (disebut syngas). Syngas pada umumnya bersih dari zat polutan yang bisa dibakar dalam turbin energi listrik.

Material yang tidak bisa dikonversi menjadi gas, misalnya beberapa jenis besi dan mineral, diubah menjadi senyawa cair dan kemudian didinginkan menjadi senyawa padat (slag). Senyawa itu sangat stabil seperti batu karang, sehingga tidak mungkin meleleh ke luar. Dengan demikian, bahan itu cukup aman untuk digunakan sebagai material konstruksi.

Tantangan yang harus diatasi adalah, bagaimana agar proses pengolahan sampah itu secara konstan menghasilkan batu bara. ’’Kami masih meneliti keragaman sampah padat perkotaan,’’ kata Kelly Fletcher, ketua divisi teknologi lanjut pada Pusat Riset GE di Niskayuna, New York.

’’Ibaratnya, sampah keluar-masuk,’’ kata Fletcher. ’’Kami harus merumuskan dengan teliti sistem gasifikasi yang sesuai dengan aliran suplai material sampah.’’

Gas Polutan

Kelompok-kelompok lingkungan sejak lama menentang proses pembakaran sampah. Sebab, proses itu menimbulkan gas-gas polutan dan menghasilkan abu berbahaya. Meski demikian, sebagian kalangan terbuka pada gagasan gasifikasi limbah padat.

’’Kami terbuka pada teknologi-teknologi yang bisa menangani sampah perkotaan dan menciptakan produk bermanfaat,’’ kata Dave Hamilton, direktur energi dan pemanasan global pada Sierra Club di Washington. ’’Kami tertarik dengan gagasan itu.’’

Sebetulnya, banyak perusahaan sudah memproduksi energi dari sampah. Yakni, dengan cara menangkap gas metan yang dihasilkan sampah yang membusuk. Gas metan ini sering pula disebut dengan istilah biogas.

Namun, proses gasifikasi itu bisa mengurangi prosedur timbun (landfill) dan bakar yang biasa digunakan pada tempat pembuangan sampah. Dengan gasifikasi, sampah tidak perlu membusuk dan menghasilkan metan. Sebab, gas metan berpotensi 20 kali lebih besar menimbulkan efek rumah kaca dibandingkan gas karbondioksida.

Beberapa kota seperti Florida, California, Louisiana, dan Michigan kini sedang mempertimbangkan dan merencanakan pembangunan fasilitas gasifikasi sampah. Fletcher memperkirakan, GE hanya butuh waktu lima sampai 10 tahun lagi untuk menjadikan gasifikasi sampah itu sebagai industri energi yang menguntungkan.
Tidak heran, bagi Fletcher dan kawan-kawan, sampah bukan lagi sampah. ’’Kami tidak lagi mau menggunakan kata sampah, sebab material itu adalah sumber energi menjanjikan di masa depan,’’ tuturnya.(rtr-gn-25)



Post Date : 22 Mei 2008