|
Surabaya, Kompas - Aneka motif batik pada beragam telur menjadi salah satu daya tarik Pameran Lukisan Telur dan Kaca di Galeri House of Sampoerna Surabaya. Pameran bertajuk The Beauty of Painting yang akan berlangsung hingga 4 Maret itu ingin menunjukkan bahwa barang bekas bisa sangat bernilai secara ekonomi. Salah seorang peserta pameran, Lita Jonathans, mengakui tidak mempunyai dasar ilmu perancangan dan dekorasi. Akan tetapi, ia begitu mahir menghias kaca dan telur setelah 10 tahun melakoni aktivitas itu. "Pameran ini terutama untuk mengajak khalayak memaksimalkan kegunaan barang bekas," ujarnya. Jika tidak dihias, kulit aneka telur di galeri itu mungkin hanya menjadi sampah. Namun, Lita mengubahnya menjadi barang bernilai jutaan rupiah. "Saya mulai dari telur ayam dan menghiasnya dengan motif jauh lebih sederhana dari sekarang," tuturnya. Setiap cangkang telur yang masih utuh, mengandung cukup kalsium, dan tidak mengandung terlalu banyak kapur bisa menjadi bahan dasar kerajinan itu. Untuk mengosongkan isi telur tanpa merusak cangkang, bisa menggunakan alat suntik. Lukisan pada cangkang bisa berupa motif batik, aneka bunga, atau wajah bila telur cukup besar. Beberapa telur burung emu yang dipamerkan digambari wajah perempuan tua dan aneka bunga. Cangkang hitam membuat gambar permukaannya lebih kontras. Telur-telur burung onta dipilih sebagai media untuk melukis pemandangan. Dengan tinggi hingga 175 milimeter dan lebar 145 milimeter, telur itu menjadi media yang membuat setiap pelukis leluasa berkreasi. Sementara aneka telur angsa terutama digambari dengan motif batik modern dari berbagai daerah di Indonesia. Telur bermotif itu dikemas dalam kotak atau dalam mangkuk lebar. Telur bermotif aneka bunga digantung pada rangka sehingga menyerupai pohon. Peserta pameran lain, Irina Cananau, memamerkan aneka botol hias. Sebagian besar botol itu sudah tidak diproduksi lagi sehingga ia harus berburu ke pasar loak. Beberapa botol yang masih beredar di pasar juga didapatnya dari pedagang barang bekas. "Saya butuh botolnya, bukan isinya," tuturnya. Sebagian besar botol itu dihias dengan aneka motif batik. Perempuan asal Rumania itu juga menghias beberapa botol bekas kemasan minuman beralkohol dengan aneka motif khas negaranya. Adapun Pamela Katharina memajang aneka botol dan lampu berhias payet. Lampu teplok beragam ukuran akan menyambut pengunjung yang menyaksikan kreasinya. Selain payet, ia juga menghias aneka lampu itu dengan cat timbul. Pada lampu-lampu yang biasanya berharga tidak sampai Rp 10.000 itu, terpajang label harga di atas Rp 100.000. Sementara salah satu botol hias karya Irina ditawarkan seharga Rp 5 juta. (RAZ) Post Date : 05 Februari 2007 |