|
SURABAYA, KOMPAS - Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan konsep untuk mengolah sampah di lahan pembuangan akhir sampah di Benowo menjadi energi listrik. Konsep itu merupakan bagian dari keseluruhan rencana penataan ulang LPA Benowo yang ditargetkan rampung tahun 2010. "Konsep penataan LPA Benowo serta pra-FS (feasibility study) mengenai hal itu akan diajukan ke DPRD Kota Surabaya pada Agustus," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya Hidayat Syah, Selasa (1/7) di Surabaya. Pelaksanaan proyek itu direncanakan mulai tahun 2009. Menurut rencana, sampah LPA Benowo diolah dengan menggunakan alat khusus yang bisa mengubah sampah organik menjadi gas metan. Gas tersebut kemudian digunakan untuk menggerakkan generator yang bisa menghasilkan listrik. "Listrik itu bisa dimanfaatkan untuk operasional LPA sehari-hari," kata Hidayat. 10 Investor Hidayat mengemukakan, sedikitnya sepuluh investor dari dalam negeri maupun luar negeri telah menyampaikan niatnya untuk mendanai proyek itu. "Bila usulan disetujui DPRD, pada November lelang proyek sudah bisa dilakukan," ujarnya. Adapun konsep penataan secara umum adalah menjadikan LPA Benowo sebagai sentra edukasi dan pusat pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi. Di atas lahan seluas 3,5 hektar itu, Pemkot Surabaya berencana memadukan pengolahan sampah dengan hutan kota dan tempat wisata. "LPA jangan cuma jadi tempat yang bau, tapi bisa juga menjadi tempat wisata dan hutan kota," kata Hidayat. Di sekeliling LPA akan ditanami pepohonan, sementara kolam di dalam LPA akan digunakan sebagai kolam pancing. Namun, penataan ulang LPA Benowo saat ini masih terhambat persoalan pembebasan lahan. Sebab, wilayah Benowo yang merupakan bagaian dari Surabaya barat kini menjadi salah satu sentra pengembangan kota. "Tidak mudah membeli lahan untuk dijadikan LPA. Warga beranggapan LPA akan menimbulkan bau tak sedap dan penyakit," kata Hidayat. Kebutuhan mengelola sampah dengan teknologi pun semakin mendesak. Sebab, kondisi LPA yang menerima 1.400 ton sampah per hari diperkirakan hanya bisa bertahan selama 5-10 tahun lagi. "Kalau ditumpuk-tumpuk terus tanpa ada penguraian dan pengolahan, Benowo tak mampu lagi menampung sampah dalam waktu dekat," kata Hidayat. Sementara dalam pengolahan sampah anorganik, warga Surabaya diimbau untuk mendaur ulang secara mandiri. (A14) Post Date : 02 Juli 2008 |