Bekasi, Kompas - Timbunan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu DKI Jakarta di Bantar Gebang, Kota Bekasi, merupakan bahan baku penghasil energi listrik. Sayangnya, sampah-sampah itu masih dibiarkan. Apabila diolah, timbunan sampah di Bantar Gebang diperkirakan dapat menghasilkan energi listrik hingga 26 megawatt.
Setiap hari, TPST Bantar Gebang menerima ribuan ton sampah baru dari Jakarta. Sebagian besar merupakan sampah organik. ”Dengan menggunakan teknologi pirolisis dan Galfad yang akan dibangun di Bantar Gebang, sampah dapat menghasilkan listrik hingga 26 MW,” kata Direktur PT Godang Tua Jaya Douglas Manurung, Selasa (10/11). ”Tahap awal, mulai 2010 TPST Bantar Gebang akan menghasilkan 2 MW,” ujarnya.
Potensi listrik ini akan direalisasikan sebagai pembangkit listrik oleh PT Godang Tua Jaya sebagai pengelola TPST Bantar Gebang bersama PT Navigat Organic Energy Indonesia, Sindicatum Capital Carbon, dan Organic International Limited.
Navigat Organic memiliki pengalaman mengolah sampah menjadi sumber energi listrik di Instalasi Pengelolaan Sampah Terpadu Sarbagita di TPA Suwung, Kota Denpasar, Bali.
Fasilitas lain yang sedang dipersiapkan adalah pembuatan kompos, daur ulang sampah plastik, dan pengolahan gas metan.
”Apabila satu rumah rata-rata membutuhkan daya 1.000 watt listrik, maka listrik yang akan dihasilkan dari sampah di Bantar Gebang dapat memasok kebutuhan listrik bagi 26.000 rumah,” kata Douglas.
Secara terpisah, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi Duddy Setiabudhi mengatakan, pengelolaan sampah menjadi sumber energi terbarukan, termasuk sumber energi listrik, memiliki prospek masa depan. ”Karena sampah akan selalu ada dan dihasilkan dari aktivitas manusia,” ujarnya.
Ketua Koalisi Lembaga Swadaya Masyarakat untuk Persampahan Nasional Bagong Suyoto berharap agar TPST Bantar Gebang dapat memproduksi listrik secara berkelanjutan. Mereka membutuhkan pasokan sampah dalam jumlah tetap dan juga berlanjut. Kondisi itu yang harus dijamin pemerintah. ”Kalau pasokan sampah terganggu dapat mengganggu kinerja alat-alat produksi,” kata Bagong, yang juga Ketua Dewan Daerah Walhi.
Menurut Bagong, upaya mengolah sampah menjadi sumber energi merupakan satu dari tiga strategi pengelolaan sampah agar tidak jadi masalah. Strategi lain adalah pengurangan sampah dan mendaur ulang sampah. (COK)
Post Date : 11 November 2009
|