|
BANDUNG--MIOL: Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung gagal lagi mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) darurat di Kampung Pasirbajing, Desa Sukaraja, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Sabtu (20/5). "Masih ada penolakan dari warga sekitar, sehingga sekalipun mendapat jaminan pengawalan dari Kodam III/Siliwangi, kami undur dulu rencana itu. Kami masih menunggu pembicaraan yang dilakukan aparat setempat dengan warga," tutur humas PD Kebersihan Sefrianus Yoseph. Setelah berkoordinasi dengan Wali Kota Bandung, Wali Kota Cimahi, Bupati Bandung, Bupati Garut dan Bupati Sumedang, Gubernur Jabar Danny Setiawan, Jumat (19/5) mengungkapkan, TPA Pasirbajing bisa digunakan mulai Sabtu (20/5). Warga yang melakukan aksi penolakan diketahui tidak berasal dari wilayah tersebut. "Pengangkutan sudah bisa dilakukan Sabtu. Kalau perlu, saya sudah minta dan sudah disanggupi Pangdam Siliwangi untuk melakukan pengawalan truk sampah," paparnya. Wali Kota Bandung Dada Rosada kembali memastikan pengangkutan sampah besar-besaran di Kota Bandung baru bisa dimulai Selasa (23/5). "Semua sampah di Kota Bandung akan mulai diangkut, Selasa. Beberapa hari lagi, kita tidak akan melihat sampah yang menumpuk," ujarnya di sela kegiatan lomba lari Maraton Gema Nusa 10 K, Sabtu. Sementara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menemui BEM se-Bandung Raya di Hotel Grand Hyatt mengungkapkan, masalah sampah tidak hanya mempermalukan Kota Bandung, tapi seluruh bangsa Indonesia. Presiden sudah berbicara dengan Gubernur Jabar dan Wali Kota Bandung untuk segera menyelesaikan masalah penumpukan sampah di Kota Bandung, baik untuk sekarang ataupun dalam jangka panjang. Lautan sampah masih terlihat di jalan-jalan utama di Kota Bandung, Sabtu. Untuk mengurangi bau, tumpukan sampah di 189 tempat pembuangan sementara (TPS) sudah dimasukkan ke karung dan ditutup terpal. Di antaranya di Jl. Sukahaji, Jl. Puter, Jl. Sederhana, juga di Jl. Tamansari. Hanya saja, karena masyarakat terus memproduksi sampah, banyak tumpukan sampah baru yang diletakkan di pinggir jalan, maupun di tengah trotoar pembatas jalan. Pemandangan seperti itu masih terlihat di Jl. Dago, Jl. Cihampelas, juga di depan beberapa pasar di Kota Bandung. Pengangkutan sampah hanya bisa dilakukan PD Kebersihan dalam volume kecil. Sampah yang terangkut ditimbun di satu tempat, yakni di Pasirluyu, kawasan Jl. Buahbatu. Sementara itu, warga di Desa Ciheurang, Kecamatan Nagrek meminta pemerintah segera merealisasikan TPA Nagrek di Kampung Legok Nangka. Mereka mendukung di lokasi itu dibangun instalasi pengolahan sampah. "Warga sudah mengijinkan, bahkan mendukung Legok Nangka menjadi TPA. Pemerintah jangan terlalu lama menggantung penggunaan Legok Nangka, karena mengundang pihak-pihak tertentu untuk masuk guna memperkeruh suasana," papar Ketua Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) Ciheurang Encuk. Di sisi lain, Bupati Bandung Obar Sobarna menyatakan tiga lokasi TPA baru, di wilayahnya, yakni Jelekong, Babakan dan Pasirbuluh, Lembang sudah siap untuk digunakan, karena sudah dilengkapi Amdal. Dalam beberapa hari ke depan, pihaknya sudah akan melengkapinya dengan ijin dari warga sekitar. Di sisi lain, Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata (Asita) Jabar Hilwan Saleh mengungkapkan, pelaku usaha dunia pariwisata di Bandung akan terancam, jika masalah sampah tidak segera diselesaikan. Saat ini, penurunan jumlah kunjungan ke Bandung belum terjadi, namun jika terus dibiarkan berlarut, dalam beberapa minggu ke depan Bandung akan ditinggalkan. "Saat ini, hotel dan restauran di Bandung masih banyak dikunjungi wisatawan. Hanya saja, mereka sudah menjadikan masalah sampah ini sebagai bahan pembicaraan serius," tandasnya ketika berbicara dalam sebuah diskusi di Hotel Arion, Bandung, Jumat malam. (SG/EM/OL-02).Penulis: Sugeng Post Date : 20 Mei 2006 |