|
BANDUNG--MIOL: Pembuangan sampah di Kota Bandung diprioritaskan di beberapa jalan protokol, beberapa tempat pembuangan sementara (TPS) yang berdekatan dengan fasilitas pendidikan, rumah sakit dan fasilitas umum. "Hari ini (Minggu), kita lakukan pengangkutan sebanyak 73 rit truk atau kurang dari 730 meter kubik, dari beberapa jalan protokol. Sampah di beberapa TPS sudah mulai dikurangi, bahkan sudah banyak yang sudah terangkut seluruhnya," papar Humas Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung, Sefrianus Yoseph, Minggu (28/5). Beberapa TPS yang sudah bersih dari sampah di antaranya TPS Tamansari, TPS Pasteur, Jl. Rajawali, Jl. Sudirman dan Jl. Jamika. Sementara sampah di TPS Rajawali Timur, Cijerah, dan beberapa TPS lain yang berdekatan dengan lingkungan tinggal. Mulai Minggu (28/5) malam, sebuah tempat pembuangan akhir (TPA) darurat di Blok Gedig, Kampung Rajamandala, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung mulai digunakan untuk membuang sampah. Di lokasi ini, sebanyak 25 truk sampah mulai membuang sampah. Dengan pengoperasian TPA darurat Blok Gedik, PD Kebersihan Kota Bandung memiliki dua TPA darurat, karena sebelumnya sudah membuang sampah di Cikubang, Kampung Sasaksaat, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat. Sementara karena penumpukan sampah di Kota Bandung masih sangat besar, selain kedua TPA darurat, PD Kebersihan terus mencari TPA darurat lain. Hanya saja, seperti diungkapkan Yoseph, PD Kebersihan mulai kewalahan untuk melakukan pengangkutan sampah, karena jumlah armada truk yang terbatas. Sejumlah pengusaha yang menyatakan siap membantu, hingga Minggu, ternyata belum menyediakan truk untuk pengangkutan sampah. "Mungkin, baru Senin (hari ini) ada bantuan truk yang datang. Tapi, itupun dari pengusaha di Jakarta, karena dari Bandung belum ada laporan bantuan truk yang masuk," katanya. Sementara itu, Gubernur Jabar Danny Setiawan, terus berusaha mencari TPA darurat baru. Upaya dilakukan dengan melakukan pendekatan kepada warga sekitar Gunung Hejo, di Kampung Cibentar, Desa Cianting, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (27/5) lalu. Tapi, upaya Danny yang datang bersama Panglima Kodam III Siliwangi, Mayjen TNI Sriyanto, Ketua DPRD Jabar, HM. Ruslan, dan Wakapolda Jabar Brigjen Pol Pranowo, belum terlihat membuahkan hasil. Pasalnya, warga yang melakukan dialog dengan Gubernur, mengaku keberatan wilayahnya digunakan sebagai TPA darurat, sekalipun lokasi yang akan digunakan adalah tanah negara. "Warga khawatir air sampah merembes ke sawah-sawah penduduk. Warga juga menolak karena bau tak sedap yang keluar dari sampah," tutur Ajis, Lurah Cianting. Kepada warga, Danny mengungkapkan, pemerintah akan memperhitungkan kerugian yang dialami warga, termasuk melakukan pembangunan saluran air bersih. Selain itu, pemerintah menjamin wilayah yang digunakan masyarakat tidak terganggu oleh kehadiran TPA darurat tersebut. "Sumber air yang ada kawasan di Cibentar akan dipindahkan menggunakan pipa-pipa untuk disalurkan ke kawasan penduduk. Kita pastikan, mata air itu tidak terkotori limbah sampah," paparnya. Selain itu, sampah yang dibuang ke TPA Cianting itu tidak dibuang begitu saja. Pengeloaannya akan menggunakan teknologi, salah satunya sanitary landfill.Penulis: Sugeng(SG/EM/Ol-03) Post Date : 29 Mei 2006 |