BANDUNG – Hingga 2011, sambungan air kotor yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung baru mencapai 58%.
Ditargetkan hingga 2015 pemasangan itu bisa mencapai 70%. Persentase peningkatan pemasangan tersebut lantaran biaya instalasi pemasangan sambungan air kotor cukup besar. Direktur Utama PDAM Tirtawening Pian Sopian mengatakan, untuk instalasi pemasangan dengan jarak hanya 6 kilometer saja membutuhkan biaya hingga Rp70 miliar. “Besarnya biaya tersebut dibutuhkan kerja sama dengan provinsi, pemerintah pusat, dan kita juga harus menghitung kemampuan dari PDAM sendiri,”ujar Pian kepada wartawan, kemarin.
Menurut Pian, pengerjaan sambungan air kotor menggunakan sistem pipe jacking,lantaran dengan metode galian terbuka sudahtidakmemungkinkanlagi. “Metode ini memang mahal,lantaran bahannya yang terbuat dari PVC, dan diameternya yang mencapai minimal 100 milimeter. Pipa ini menggali sekaligus tertanam dan terpasang ditanah, sehingga tidak perlu memasang dari atas,”sebutnya. Mahalnya pemasanganinstalasi ini membuat PDAM mempertimbangkan untuk mulai melobipihak- pihaktertentu.
Seperti yang sudah dilakukan Australian Agency for International Development (AusAid ) beberapa waktu lalu,yang memberikan bantuan sebesar Rp7,5 miliar untuk membuat sekitar 15.000 sambungan air limbah. “Kami kan sudah selesai menyambungkan 15.000 sambungan air limbah,dan sedang dalam proses pencairan uang yang sudah kami gunakan untuk membangun instalasinya,” tambah Pian. Bantuan Rp7,5 miliar ini memang tidak diberikan dalam bentuk uang tunai.Namun, pengerjaan dilakukan sampai selesai dan bantuan uang baru diberikan. Sebagaidanatalangan,pemasangan pipa air kotor menggunakan dana dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Kemudian, uang dari AusAid dimasukkanke kasPemkotBandung.“Kini, sudah sampai tahap melengkapi dokumen untuk bisa mencairkan dana,”jelasnya. Setelah pemasangan instalasi ini,AusAid akan melakukan peresmian atas selesainya pengerjaan. Peresmian akan dilakukan di kantor PDAM Tirtawening Cabang Jalan Atlas di kawasan Kiaracondong. “Mereka memang memilih kawasan itu karena ingin dekat dengan kawasan pengerjaan sambungan air limbah,”ujarnya. Saat ini,PDAM Tirtawening tengah mengerjakan sambungan saluran air kotor dari Sungai Citepus ke jaringan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Bojongsoang di kawasan Jalan Inhoftank.
Direktur Air Limbah PDAM Tirtawening Kota Bandung Boy Tagajagawani mengungkapkan, pemasangan tersebut dilakukan pertengahan September hingga Desember 2011. “Penutupan itu tidak bisa dihindari karena posisi pipa yang dipasang akan melintasi ruas Jalan Inhoftank otomatis harus ditutup total agar pengerjaannya tidak terganggu,”beber Boy. Dia menerangkan,lokasi pemasangan pipa dengan diameter 1.100 milimeter itu terletak tidak jauh dari perempatan Jalan Soekarno Hatta-Inhoftank.
“Jadi,kendaraan dari arah Jalan Soekarno-Hatta tidak akan bisa masuk ke Jalan Inhoftank. Sedangkan kendaraan dari arah Tegalega atau dari Jalan BKR masih bisa masuk ke Jalan Inhoftank dan tidak bisa tembus Soekarno Hatta,”jelasnya. Mengenai anggaran pembiayaan, Boy mengungkapkan bahwa semuanya dari bantuan pusat APBN.Total keseluruhan biaya sebesar Rp70 miliar dengan panjang jaringan 6 kilometer.
“ Dalam pengerjaan,kami hanya ikut membantu melakukan pengawasan. Nantinya setelah selesai,baru kami yang mengelola,”tandas Boy. yugi prasetyo
Post Date : 23 September 2011
|