Samarinda, Kompas - Hujan lebat yang berlangsung sejak pagi sampai siang, Kamis (10/6), menyebabkan sejumlah rumah dan jalan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, kebanjiran. Banjir di kota yang dihuni lebih dari 500.000 jiwa ini berlangsung sejak pukul 11.00 Wita hingga pukul 18.00. Ketinggian air mencapai 50 sentimeter.
Kawasan yang kebanjiran antara lain simpang empat Air Putih, Vorvoo, Sempaja, dan Lempake. Ruas-ruas jalan yang berhubungan dengan simpang empat tersebut juga kebanjiran setinggi 30 sentimeter, seperti Jalan Cendana, Jalan Banggeris, Jalan Pangeran Antasari, Jalan Juanda, Jalan AW Syahrani, Jalan Dr Sutomo, Jalan M Yamin, Jalan Gatot Subroto, Jalan Pramuka, Jalan DI Panjaitan, dan Jalan Raya Samarinda-Bontang.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Temindung Samarinda, Sutrisno, mencatat curah hujan kemarin 52 milimeter. Artinya, air yang jatuh 52 liter tiap 1 meter persegi.
”Jumlah itu amat banyak,” kata Sutrisno.
Petani merugi miliaran
Dari Kendal, Jawa Tengah, dilaporkan, banjir yang terjadi Rabu lalu di daerah itu menyebabkan 1.015 hektar lahan pertanian rusak berat. Petani merugi hingga miliaran rupiah karena tanaman mati dan gagal panen.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kendal, tercatat 3.221 hektar (ha) sawah dan ladang di 13 kecamatan yang terendam banjir. Dari jumlah itu, 1.015 ha yang terdiri atas lahan tembakau (688 ha), jagung (123 ha), cabai (82 ha), padi (70 ha), tebu (37 ha), dan bawang merah (15 ha) sudah tidak dapat digunakan lagi karena tanaman mati.
Sementara di Kota dan Kabupaten Pekalongan, juga di Jawa Tengah, banjir pada hari yang sama menyebabkan aktivitas sejumlah perajin batik terhambat. Kemarin baru sekitar 30 persen perajin yang bisa operasional kembali. Mereka sebagian besar terpaksa berhenti sementara karena alat yang digunakan untuk membatik tergenang air. (BRO/WIE/ILO)
Post Date : 11 Juni 2010
|