Saluran di Semarang Utara Dangkal

Sumber:Suara Merdeka - 21 Maret 2006
Kategori:Drainase
SEMARANG UTARA - Berbagai saluran dan sungai di Semarang Utara mengalami pendangkalan. Karen itu, warga meminta DPU Kota Semarang mengeruk saluran dan sungai-sungai tersebut.

Penjelasan itu disampaikan Ketua Tim Penanggulangan Banjir dan Rob Subsistem Kali Amir AR, Senin (20/3). Dia menjelaskan, persoalan drainase yang kerap muncul di wilayah tersebut adalah tingginya sedimentasi. ''Semakin banyak endapan, kapasitas saluran juga semakin berkurang,'' kata dia.

Sumbatan akibat endapan dan sampah antara lain terjadi di berbagai saluran di wilayah Kuningan dan Kelurahan Bandarharjo. Hal itu mengakibatkan air buangan warga dan air hujan tidak bisa keluar dari wilayah tersebut.

Dengan kondisi itu, dia mengusulkan saluran-saluran di subsistem Kali Asin dikeruk. Pengerukan bukan hanya untuk saluran-saluran di permukiman warga, tetapi juga di sungai utama, yakni Kali Asin dan Kali Semarang.

Selain endapan, persoalan lain adalah posisi jembatan dan rel kereta api yang terlalu rendah. Bangunan-bangunan semacam itu sering menghambat aliran air di Kali Asin, terutama ketika hujan lebat. Karena itu, dia mengusulkan agar jembatan-jembatan tersebut ditinggikan.

''Rel kereta api yang melintasi Kali Asin di dekat Jalan Hasanudin juga perlu dinaikkan. Karena itu, dia berharap Pemkot melakukan koordinasi dengan PT KA,'' kata dia.

Gorong-gorong di saluran-saluran tersebut juga perlu diperbesar. Sementara itu fungsi pompa-pompa perlu dioptimalkan.

Dia juga mengusulkan kepada DPU Kota Semarang untuk mengaktifkan kembali para petugas yang setiap hari memantau saluran hingga ke kampung-kampung. Petugas semacam itu sudah pernah ada beberapa puluh tahun silam dan waktu itu efektif untuk menjaga kebersihan saluran. ''Itu semua untuk mengurangi banjir di wilayah Semarang Utara,'' ujarnya.

Rob

Selain banjir, wilayah subsistem Kali Asin tersebut juga akrab dengan persoalan rob akibat penurunan permukaan tanah di wilayah itu yang berlangsung terus-menerus hingga kini. Untuk mengatasi rob, dia mengusulkan pembentukan sebuah bangunan yang bisa berfungsi sebagai tanggul untuk menahan agar rob tidak masuk.

Saat ini, bangunan yang bisa berfungsi semacam itu adalah Jalan Arteri Yos Sudarso. Selama ini, jalan tersebut belum pernah dilimpasi rob dalam waktu lama. Sebab ketika hal itu terjadi, Pemprov segera melakukan peninggian.

Agar rob tidak masuk, di sebelah utara setelah pertemuan Kali Asin dan Kali Semarang dibuat semacam pintu air yang dilengkapi pompa. Hal serupa juga perlu dibangun di muara Kali Baru karena sungai buatan itu juga masih terkait dengan Kali Semarang. ''Sungai-sungai itu juga perlu dikeruk dan difungsikan sebagai kolam,'' ujarnya.

Amir AR yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kota Semarang itu berpendapat, keberhasilan penanganan banjir dan rob akan memengaruhi iklim investasi di Kota Semarang. Jika upaya tersebut terwujud, para pemodal akan melihat ibu kota Jateng itu kondusif untuk investasi. ''Hal itu akan mendukung terciptanya Kota Semarang sebagai kota jasa,'' kata dia. (G6-16n)

Post Date : 21 Maret 2006