|
SEMARANG - Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengalami kendala pada pengeringan lahan, terkait dengan pemasangan culvert box di jembatan Kali Tenggang. Saluran alternatif untuk mengalirkan air, tak mampu mengatasi banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang sudah mulai turun. ''Kami sudah upayakan berbagai langkah untuk mengatasinya secara optimal, tapi tetap terjadi luapan,'' kata Ir Rosid Hudoyo, Kasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan DPU Kota, di kantornya, Senin (4/12). Seperti diberitakan sebelumnya, warga Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, mengancam akan membongkar kisdam jembatan Tenggang. Hal itu dilakukan karena bendung yang dibuat dalam kaitan dengan pemasangan culvert box Kali Tenggang itu dituding sebagai penyebab banjir di kampung mereka. Rosid mengatakan, sebenarnya saluran alternatif selebar 2 meter dengan kedalaman 1,5 meter bisa berfungsi baik dalam keadaan normal. Namun, saat hujan lebat turun, saluran itu tidak mampu menampung luberan air. Dia berharap, genangan itu akan bisa berkurang setelah lima culvert box terpasang pada jalur selatan Jl Kaligawe. Dua gorong-gorong raksasa itu telah terpasang beberapa hari lalu, sedangkan pemasangan yang tiga lagi dikerjakan semalam. ''Setelah lima culvert box itu terpasang bisa langsung digunakan untuk mengalirkan air sehingga genangan bisa segera teratasi.'' Dia mengatakan, pemasangan gorong-gorong raksasa berikutnya dilakukan lebih awal dibandingkan biasanya. Kalau biasanya mulai pukul 22:00, sejak beberapa hari lalu sudah dimulai pukul 18:00. ''Jika mendesak, kami akan meminta pengalihan arus kendaraan supaya tidak melewati jembatan Kali Tenggang. Untuk itu, kami sudah berkoordinasi dengan Satlantas Polresta Semarang Timur.'' Pengalihan Arus Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Kota Andi Agus Wandono meminta agar selama banjir, semua kendaraan tidak melalui lokasi proyek pembangunan jembatan Tenggang. Menurutnya, mobil kecil dan kendaraan pribadi bisa menggunakan Jalan Wolter Monginsidi sampai Bangetayu sebagai alternatif. ''Kami sudah memasang rambu di tempat itu,'' kata dia. Hanya sayangnya, pengemudi seringkali tak mempedulikan rambu tersebut. Mereka baru sadar, setelah terjebak banjir atau kemacetan. Jalur alternatif lain yang bisa dilalui kendaraan dari arah barat, adalah melalui jalan arteri utara. Jika kendaraan itu akan menuju ke Pengapon, maka dari jalan arteri bisa berbelok melalui Jalan Ronggowarsito. Untuk kendaraan roda empat, bisa melalui jalan tol. Dari jalan tersebut, pengemudi yang akan menuju ke arah kota bisa masuk Jalan Majapahit. Sementara kendaraan yang akan menuju ke Jakarta, bisa terus menggunakan jalan tol langsung ke Krapyak. ''Jalur-jalur yang sama, bisa dilalui kendaraan dari arah timur ke barat,'' kata dia. Dinas Perhubungan, menurutnya, juga selalu melakukan koordinasi dengan polisi, untuk melakukan pengalihan arus. ''Kami juga menyiapkan petugas Dinas Perhubungan di Terminal Terboyo untuk membantu mengatur arus lalu lintas,'' kata dia. (H9,H6,G6-62) Post Date : 05 Desember 2006 |