|
Jakarta, Kompas - Warga Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, mengeluhkan proyek normalisasi saluran air di Jalan Kapuk Raya dan Jalan Kapuk Poglar yang tidak tuntas. Menurut warga, saluran air itu sudah terbengkalai selama satu tahun. Ketua RW 01 Kapuk, Juhri, Kamis (21/6), mengatakan, saluran air di kedua ruas jalan itu sudah dibongkar dan dikeruk, tetapi tidak kunjung ditutup sampai sekarang. ”Saya ingat saluran air dibuka dan dikeruk mulai Mei 2011. Sekarang salurannya masih terbuka,” ujarnya. Pengerukan saluran air dilakukan karena Jalan Kapuk Poglar dan Jalan Kapuk Raya rawan banjir dan genangan. Di sepanjang kedua ruas jalan terdapat kawasan usaha, industri, pabrik, dan pergudangan. Seperti terlihat pada Kamis, saluran air itu menganga selebar sekitar 2 meter tanpa ada pengaman di sekitarnya. Genangan air kehijauan serta tumpukan sampah bercampur dengan beton dan rangka-rangka besi yang tergeletak di tepi atau di dalam saluran. Tidak terlihat ada pekerja di sekitar saluran air. Tidak terlihat pula tanda-tanda proyek sedang berlangsung, seperti papan peringatan atau rambu-rambu bagi pengguna jalan. Menurut Juhri, warga sekitar akhirnya berinisiatif membentangkan papan atau kayu di depan toko atau tempat tinggalnya untuk menutupi saluran. Pabrikpabrik juga membuat semacam kerangka besi agar mobil bisa keluar masuk pabrik. ”Aktivitas bongkar muat kadang-kadang terpaksa dilakukan di pinggir jalan. Itu kan mengganggu lalu lintas juga. Ada juga warga yang mengeluhkan tokonya jadi sepi karena orang sulit memarkir kendaraan di depan toko,” kata Juhri. Selain mengganggu aktivitas warga, saluran air yang menganga lebar dan cukup dalam itu pun membahayakan. Juhri menuturkan, beberapa orang pernah tercebur ke dalam saluran itu, terutama pada malam hari, karena tidak ada cukup penerangan. Kendaraan pun ada yang terperosok karena menepi ketika berpapasan dengan kendaraan besar saat melintas di Jalan Kapuk Poglar dan Jalan Kapuk Raya. Camat Cengkareng Junaedi mengatakan, proyek normalisasi saluran air di Kapuk seharusnya sudah selesai tahun 2011. ”Saya juga tidak tahu sebabnya apa, tapi memang saluran itu sepertinya terbengkalai. Ini sudah masuk semester kedua 2012,” katanya. Normalisasi saluran air itu merupakan proyek Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Barat. Saat dihubungi untuk dikonfirmasi melalui telepon seluler ataupun pesan singkat, tidak ada jawaban dari pihak Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Barat. (FRO) Post Date : 22 Juni 2012 |