Jakarta, Kompas - Ada 19 titik saluran air di Jakarta Selatan yang belum diperbaiki. Saluran air tersebut penuh sampah dan pipa permanen sehingga mengancam terjadinya banjir. Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Selatan baru memperbaiki sebagian kecil titik penyempitan.
Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tata Air Kota Jakarta Selatan (Jaksel) Noviar, Kamis (19/5) di Jakarta, mengatakan, petugasnya kesulitan membersihkan tumpukan sampah itu. Sementara untuk menertibkan pipa di dalam saluran air harus berkoordinasi dengan pemilik pipa, yang terdiri dari perusahaan telekomunikasi, air minum, dan perusahaan listrik negara.
”Sebagian besar persoalan saluran air terjadi di sekitar selter transjakarta,” tutur Noviar.
Sejauh ini Pemerintah Kota Jaksel baru memperbaiki dua dari 21 titik penyumbatan. ”Satu titik penyumbatan perlu seminggu untuk diperbaiki,” katanya.
Data Satgas Banjir Jaksel, saluran air yang bermasalah banyak berada di jalan protokol. Di antaranya berada di Jalan Fatmawati, Jalan Iskandarsyah, Jalan Panglima Polim, Jalan Mampang, Jalan MT Haryono, Jalan Warung Buncit, dan Jalan TB Simatupang.
Berubah fungsi
Sebelumnya, Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jaksel E Setiawati RN mengatakan, sebagian besar drainase di jalan protokol di Jaksel beralih fungsi. Saluran air jadi tempat pemasangan pipa yang berisi kabel maupun air sehingga memperkecil daya tampungnya. ”Perubahan fungsi saluran air justru banyak terjadi di jalan utama. Semua jenis saluran, mulai dari mikro, penghubung, hingga makro memiliki persoalan yang sama,” ujarnya.
Setiawati mengatakan perubahan fungsi paling banyak terjadi di saluran mikro yang memiliki lebar 60 cm-1 meter. Akhir pekan lalu, tim Satgas Banjir membongkar sumbatan saluran di Jalan Gatot Subroto, di sekitar Kantor Bulog. Di saluran ini, petugas menemukan lima pipa berwarna putih, tiga pipa berwarna merah.
Sudetan air
Di Jakarta Pusat akan dibuat tambahan drainase di Jalan Kebon Kacang IX, Tanah Abang. Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Pusat berencana membuat sudetan dari Jalan Kebon Kacang IX ke arah samping pintu air Sogo. Sudetan itu untuk mencegah genangan air di Jalan Kebon Kacang IX menjelang Jalan Kebon Kacang Raya.
Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Pusat Agus Priyono mengharapkan Jalan Kebon Kacang tidak tergenang air lagi ketika hujan turun. Begitu juga di Jalan MH Thamrin yang kerap berebut saluran air dengan Jalan Kebon Kacang IX.
Namun, pembuatan sudetan ini masih terganjal pembebasan tanah karena saluran air yang dibuat akan melewati permukiman warga, dengan lebar 4-5 meter. ”Kami masih berusaha bernegosiasi dengan warga agar saluran air ini tetap bisa dibangun,” ucap Agus.
Pembuatan drainase juga direncanakan di Jalan Kepu Barat, Kemayoran. Drainase ini dibutuhkan lantaran gorong-gorong lama yang berada di bawah rel kereta api ditutup warga.
Selain itu, Jembatan Marto yang berada di atas Kali Sentiong, Kecamatan Kemayoran, bakal ditinggikan. Jembatan yang berada di perbatasan Jakarta Pusat dan Jakarta Utara itu sudah terlalu rendah, yakni sekitar 80 sentimeter dari tinggi muka air sungai. (NDY/ART)
Post Date : 21 Mei 2010
|