|
Jakarta, kompas - Pemerintah Kota Jakarta Utara melalui Suku Dinas Tata Air gencar menguras, memperbaiki, dan meningkatkan kapasitas saluran air atau drainase di wilayahnya. Namun, belum semua saluran mikro dan penghubung di wilayah seluas 139,56 kilometer persegi itu dapat diperbaiki akibat keterbatasan dana. Pemantauan Kompas hari Jumat (19/12) di sejumlah daerah rawan banjir di Jakut menunjukkan, para pekerja sedang giat membersihkan saluran air. Sebuah saluran besar di sisi barat Kali Sunter, mulai dari Pasar Sindang hingga Sunter, selesai dibangun. Saluran ini diharapkan mengurangi genangan di sisi barat Kali Sunter dan Jalan Yos Sudarso. Kondisi saluran air di sisi selatan Jalan RE Martadinata lebih merepotkan petugas, pelintas, atau warga sekitar. Kondisi jalan yang terkena limpasan air terjadi setiap hari. Tidak saja akibat air laut pasang, tetapi juga jika terjadi hujan sedang hingga deras pasti air dari saluran meluap menutupi jalan. Kondisi ini membuat jalan tergerus cepat hingga membentuk lubang-lubang yang membahayakan pengendara. Petugas sudah menguras lumpur dari saluran air di sisi selatan Jalan RE Martadinta. Meski demikian, air masih tetap meluap ke jalan sekalipun sedang tidak hujan dan tidak ada air laut pasang. ”Masalahnya, saluran ini buntu di sekitar terminal bus Tanjung Priok,” kata Saman (41), warga Tanjung Priok. Saluran air di sisi selatan Jalan Raya Plumpang juga sedang diperbaiki. Lumpur dari hasil pengurasan saluran itu menumpuk di sisi jalan. Sekalipun demikian, warga di sekitarnya tetap mengkhawatirkan upaya itu tidak akan mengurangi banjir karena tidak disertai proyek pelebaran saluran. Apalagi banyak teras bangunan menutup saluran air yang tidak dibongkar. Warga di sepanjang tepi Jalan Kramat Jaya amat mencemaskan ancaman banjir. Sebab saluran air di tepi jalan itu tidak diperbaiki atau belum ada upaya pengurasan lumpur untuk meningkatan kapasitas saluran air. Air disertai lumpur menutup seluruh saluran. Kepala Suku Dinas Tata Air Jakut Ifran Amtha menyebutkan, saat ini ada 37 saluran air yang diperbaiki, dibangun, dan ditingkatkan kapasitasnya. Wali Kota Jakut Effendi Anas menyebutkan, ada 44 lokasi atau saluran air di daerah rawan banjir yang diusulkan untuk diperbaiki, tetapi hanya 37 lokasi yang disetujui akibat kekurangan dana. Pada tahun 2009, Pemprov DKI menyetujui peningkatan anggaran untuk tata air di Jakut. (CAL) Post Date : 20 Desember 2008 |