Saluran Air Bersih Rawan Tercemar

Sumber:Koran Sindo - 27 April 2009
Kategori:Air Minum

JAKARTA(SI) - Pasokan air bersih untuk Jakarta dari saluran Tarum Barat harus segera diperbaiki.Saluran tersebut rawan tercemar sehingga mengganggu kualitas air bersih yang dipasok ke pelanggan.

Ketua Badan Regulator PAM Jaya Irzal Jamal mengatakan, tanggung jawab perbaikan saluran tersebut berada di tangan Perum Jasa Tirta II (PJT II) dan Departemen Pekerjaan Umum (PU). Irzal juga melaporkan kondisi saluran air bersih saat ini rawan terhadap limbah berbahaya dan material keruh lainnya. ”Sistem pengamanannya masih sangat minim,”kata Irzal kemarin. Air baku yang kotor dapat menjadi alasan operator air bersih untuk menaikkan tarif air sehingga yang menjadi korban adalah masyarakat.

Kesehatan masyarakat pun akan terganggu jika air tercemar.” Jadi,harus segera diperbaiki karena saluran itu jalur pasokan air terbesar untuk Jakarta,”ujarnya. Irzal mengatakan, potensi kebutuhan air baku DKI Jakarta sangat tinggi.Untuk mendukung perbaikan lingkungan, pemprov juga akan menaikkan pajak air tanah sehingga air bersih yang disalurkan lewat pipa akan jadi pilihan utama.

Dia memprediksi, investor yang berminat membangun instalasi pengolahan air (IPA) dipastikan dapat untung besar. Anggota BR PAM Jaya Firdaus Ali menambahkan, tidak hanya kualitas air baku yang masih buruk, kebutuhan air baku untuk Jakarta saat ini juga dalam taraf defisit (lihat grafis). Berdasarkan data, kebutuhan total air baku sekarang mencapai 17.700 liter per detik.

Mayoritas pasokan air baku masih mengandalkan Waduk Jatiluhur. Sedangkan pasokan 400 liter per detik lain di antaranya diambil dari Kali Krukut. Jakarta pun akan kehilangan salah satu pemasok airnya karena Tangerang yang memasok kebutuhan air baku 2.700 liter per detik pada 2020 diperkirakan sudah tidak akan memasok lagi.”Sehingga praktis pengolahan air baku hanya menggantungkan pada Waduk Jatiluhur,”imbuh Firdaus.

Menurut Firdaus, rendahnya kualitas air baku membuat biaya pengolahan tinggi sehingga beban tarif yang harus ditanggung pelanggan pun meroket. ”Tarif air minum di Jakarta tertinggi se-Asia setelah Singapura dan Hong Kong,”katanya. Untuk menekan kenaikan tarif, pelanggan harus berupaya membantu operator dalam menurunkan tingkat kehilangan air. ”Kalau melihat orang mencuri air, harus ditindak karena akibat pencurian beban pelanggan jadi tinggi. Ini harus diupayakan bersama,” tuturnya. Kepala Biro Operasi dan Konservasi PJT II Sutisna Prikasaleh menjelaskan, perbaikan saluran Tarum Barat sedang pada tahap desain.

Sesuai rencana, perbaikan tersebut akan dibiayai Asian Development Bank (ADB).Konstruksinya diharapkan dimulai pada 2010. Sutisna menyebutkan,perbaikan yang akan dilakukan untuk Tarum Barat adalah mengeruk kembali saluran seperti kapasitas awal. Selain itu, sejumlah perbaikan untuk pengatur saluran pintu kanan dan kiri sepanjang saluran Tarum Barat juga akan dilakukan. Departemen PU bahkan akan membuat terowongan khusus sepanjang 100 meter agar saluran Tarum Barat tidak bertemu Kali Bekasi yang telah tercemar.

”Setidaknya terowongan khusus tersebut dapat memperbaiki kualitas air baku yang akan disalurkan ke Jakarta,”ungkap Sutisna. Ketersediaan air baku, menurut Sutisna, sangat mencukupi untuk memasok wilayah DKI Jakarta. Sekarang ini kapasitas tiga waduk yakni Waduk Cirata, Saguling,dan Jatiluhur mencapai 5,6-5,7 miliar m3 per tahun.

Persediaan air tersebut baru dimanfaatkan sekitar 4,2 miliar m3 per tahun untuk industri, pengairan, dan air minum. ”Kita masih sisa sekitar 1 miliar m3 per tahun. Jadi cukup besar sisanya,” ungkapnya. (neneng zubaidah)



Post Date : 27 April 2009